Pada rumah gadang, kami dapat menyaksikan aneka busana adat, alat musik, peralatan makan, pelaminan pengantin, dan kamar pengantin.
Adat yang dijunjung adalah garis keturunan Ibu. Anak laki-laki boleh dijodohkan dengan orang luar. Namun anak perempuan harus dijodohkan dengan laki-laki Minang.
Bila terjadi perceraian, maka laki-laki akan diminta dengan hormat untuk meninggalkan rumah.
Anak laki-laki dilarang tinggal di rumah gadang, tetapi harus tinggal di surau. Untuk belajar tiga hal: agama,silat dan pengetahuan. Setelah dianggap memiliki bekal yang cukup, anak laki-laki berusia 18-20;tahun dianggap siap merantau.
Itulah sebabnya orang Padang senang merantau, sehingga dimana-mana mudah ditemukan rumah makan Padang.
Bicara tentang kuliner Padang adalah: rendang, dendeng batokok, sate Padang, keripik sanjai, gulai cincang, asam padeh, nasi kapau, gulai pangek masin, gulai itiak lado mudo, palai, gulai ayam, gulai banak, kalio ayam, sala lauk, gulai paku, soto Padang, kalih bugih, lamang tapai, Â kacimuih, bubur kampiun, teh talua, es tebak, dan kerupuk kuah.
Yang paling terkenal adalah rendang. Yang biasa dibawa sebagai bekal saat merantau, Â karena tahan lama. Pembuatan rendang membutuhkan waktu lama 4-5 jam dan tidak dapat ditinggal, karena harus menggunakan api yang sesuai, hingga air menguap habis.
* Daging sapi adalah orang peting yang dihormati.
* lado, sambal, atau cabai, diibaratkan pimpinan agama
* Rempah, adalah masyarakat Minang
Pembagian pada rumah gadang yang dihuni banyak keluarga, adalah satu jendela satu keluarga.
Fungsi balairung untuk ramah tamah. Ada filsafat Minang yang terkenal, dalam mengambil keputusan, boleh bicara keras saat adu argumentasi, namun jangan bersengketa. Hal ini biasa dilambangkan dengan penyembelihan kerbau sebelum musyawarah dimulai
Masyarakat Minang sangat menjunjung tinggi adat dan agama. Jadi pantang dipertentangkan.