Dibangun dengan arsitektur neo gothic yang sedang trend di Eropa waktu itu
Memiliki bentangan sepanjang 168-175 meter. Memiliki kubah dengan ukuran 20 x 10 meter, yang bagian atasnya menggunakan lapisan tembaga.
Selain itu bangunan utama stasiun memiliki hall dengan kolom utama  tinggi yang nengadopsi arsitektur pendopo Jolo dari Jawa. jadi masih memasukkan kearifan lokal .
Hall dihiasi dengan relief prrunggu besutan Willem Brouwer serta dihubungkan dengan loket untuk penjualan tiket penumpang. Selain itu juga terdapat kios besar untuk menjual barang-barang kebutuhan penumpang. Untuk penerangan ruangan digunakan kca dari jendela.
Karena struktur tanah yang labil, maka bangunan pembangunan dioerkuat dengan nenambahkan pelat beton untuk memoerkuat oondasi basngunan. Konatrukai bangunan menggunakan beton beetulang.
Seperti beberapa stasiun kuno.lainnya, stasiun Semarang Tawang juga memiliki ruang tunggu yang terbagi atas dua bagian. Basian kiri untuk oenumppang jelas dua dan tiga, khususnjya untuk warga oribuni. sedangkan bagian kanan diperuntukkan ppenumpang jelas satu atau warga kukit putih yang bepergian di Hindia Belanda dan ruangan kepala stsiun. Selalu terjadi diskrimijasi selama masa kolonial.
Saksi sejarah pada masa perjuangan
Stasiun Semarang Tawang juga menjadi saksi bisu pada masa perjuangan paska kemerdekaan bangsa Indonesia.
Pernah dua kali mengadakan perjalanan KLB (Kereta api Luar Biasa) yaitu pada September 1945 saat para penuda dan pwkerja kereta api membuktikan bahwa Jawa Tengah sudah aman dan dikuasai Indonesia. Perjalanan ini menuju Bandung tempat kantor Pusat kereta api Indonesia.
Sedangkan yang kedua pada Oktober 1945, jedatangan Presiden Soekarno di stasiun Semarang Tawang untuk menghadiri perundingan gencatan senjata.setelah terjadinya Peristiwa Pertempuran 5 Hari Semarang.
Ciri khas stasiun Semarang Tawang