Film "Ketika Berhenti Di sini" besutan sutradara Umay Shahab, yang diproduksi bersama oleh Sinemaku Pictures bersama Legacy Pictures , penulis saksikan pada hari pertama tayang  27 Juli 2023 di salah satu bioskop Tangerang Selatan.
Jumlah penonton tidak begitu banyak, padahal film ini menyajikan penampilan "acting" prima dari artis pendukungnya, Prilly Latuconsina yang memerankan Anindita. Prilly berperan sangat totalitas dan menonjol dibandingkan artis-artis pendukung lainnya.
Film tentang kehidupan manusia yang dibidik dari mitologi semesta dimana kehidupan berputar sesuai arah mata angin dari Utara, Barat, Selatan dan Timur. Film berdurasi 120 menit lebih ini diperuntukkan bagi mereka yang telah berusia 13 tahun ke  atas, juga memasukkan peran Metaverse dengan kecerdasan buatan (AI) dan Augmented Reality (AR) yang sedang jadi trend saat ini dan bakalan menjadi teknologi andalan masa mendatang.
Di sini dikisahkan bahwa manusia harus ikhlas melepaskan orang yang dicintai dan memulai kehidupan baru. Meski teknologi dapat memanggil dan menampilkan orang tercinta, namun semuanya hanya khayalan semata.
Jadi, pesan khusus dari film ini adalah agar kita hidup dalam realitas, jangan hidup dalam khayalan.
Film dimulai dari Anindita (Prilly Latuconsina)Â seorang putri dari dua bersaudara dari keluarga sederhana. Sang ayah yang sudah sakit-sakitan harus menggunakan tabungannya yang tidak seberapa untuk penyembuhan penyakitnya. Namun karena rasa sayangnya kepada putri bungsunya, tabungan itu justru digunakan untuk beaya kuliah sebagai desainer grafis.Â
Sang ayah sangat nemahami passion putrinya, yang memiliki tekad keras. Dengan keahliannya menggambar, Dita diharapkan karya-karyanya akan mendunia. Akibat penyakit yang tidak diobati secara serius, akhirnya, sang ayah meninggal dunia.
Karena memiliki kesibukan untuk menuntaskan ambisinya, Dita justru tak sempat sekali pun menengok kuburan ayahnya, semenjak meninggal. justru sang ayah saat Dita berulang tahun sempat menitipkan putrinya pada Ifan, teman Dita sejak SMA.
Dalam perjalanan hidupnya yang berputar laksana mata angin, yang selalu berputar dari Utara (ditandai warna hitam), yang selalu mendengar, lalu beranjak ke Barat (ditandai warna Kuning) yang selalu melihat, lalu ke Selatan  (ditandai warna merah) yang menandakan kemarahan, juga ke Timur (ditandai warna putih) yang menandakan ketulusan hati. Mata angin ini terus berputar selama manusia hidup.
Dikisahkan suatu hari I-pad andalan Dita tersiram minuman secara tidak sengaja. Dita panik, karena semua desainnya tersimpan dalam i-pad tersebut. Lalu Dita meminta bantuan di media sosial, guna mendapatkan tempat untuk memperbaiki i-pad dengan cepat. Masuklah beberapa usulan dari netizen, salah satunya yang menarik bagi Dita adalah Jul Computer yang diusulkan seseorang bernama Ed (Bryan Domani).
Saat Dita mendatangi Jul Computer, Dita bertemu dengan Ed, ternyata ahli yang memperbaiki i-pad adalah Zulkifli yang juga langganan Ed. Dengan rayuan Ed, Zulkifli menyetujui memperbaiki dengan cepat  Akhirnya kedua insan ini berkenalan.
Dalam masa perkenalan keduanya, Ed sempat menunjukkan studio Ed dimana terpasang software Metaverse. Dita dengan pasrah mengikuti kemauan Ed, sehingga keduanya makin akrab.
Padahal keduanya memiliki perbedaaan sikap. Ed sering membahas tentang kematian, sedang Dita tidak menyukai hal ini. Meski keduanya bertolak belakang mereka dapat saling mengisi. Dita yang semula dekat dengan Ifan, mulai dekat dengan Ed, seorang arsitek lulusan Jepang yang sukses.
Ed memiliki seorang nenek (Widyawati) yang dikenalkan dengan Dita Dan keduanya pun cepat akrab. Karena Dita mulai akrab dengan Ed, Ifan pun mundur, meski dia adalah pilihan mendiang ayah Dita.
Ed merasa makin menyukai Dita Dan mempersiapkan cincin. Namun suatu malam keduanya terlibat pertengkaran hebat. Dita merasa Ed tidak mencintainya, hanya menjadikan perawat neneknya. Patahlah hati Ed dan meninggalkan Dita. Ed sempat menemui neneknya dan menitipkan sebuah sampul. Karena gundah, Ed pergi meninggalkan rumah, namun mengalami kecelakaan fatal, sehingga meninggal dunia.
Dita yang mendapat kabar ini sangat terpukul. Ifan dengan sabar menemani Dita.
Hingga kejadian i-pad tersiram minuman terjadi lagi di kantornya. Dita enggan menemui Zulkifli, tetapi staffnya yang membawa i-pad ke tempat Zulkifli.
Zulkifli mengenali i-pad milik Dita, Dan memintanya menemui di sebuah taman. Selain nenyerahkan i-pad yang telah selesai diperbaiki, Zulkifli nenyerahkan sebuah kacamata Metaverse yang dititipkan Ed.
Sepulangnya dirumah, Dita mencoba kacamata Metaverse itu dan ternyata mampu menampilkan sosok Ed, meski dalam bentuk virtual, bukan nyata. Bila Dita membuka kacamata, maka Ed menghilang.
Dengan kacamata pemberian Ed, sikap Dita makin kelihatan aneh. Seperti kadang-kadang berbicara sendiri. Meski Dita makin sukses dalam kariernya karena bantuan Ed, namun hubungannya dengan Ifan menjadi renggang akibat Ifan mengetahui tentang kacamata Metaverse itu.
Dua sahabat Dita yang menjadi pasutri penasaran Dan mencoba menyelidki keanehan Dita Dan berusaha mendekatkan lagi dengan Ifan.Ketika kacamata itu dicoba, Ed yang semula muncul, tiba-tiba menghilang. Mengetahui kacamatanya bermasalah, Dita menemui Zulkifli, dan ternyata menemui Ifan ditempat Zulkifli sedang meminta software dihapus.
Terjadi pertengkaran seru, akhirnya Zulkifli mengalah dan mengembalikan software, dengan pesan agar Dita hidup dalam realitas dan meninggalkan khayalan.
Setibanya di rumah, Dita berdiskusi dengan Ed, yang juga meminta agar Dita mengikhlaskan kematiannya. karena kematian adalah perpindahan bukan kehilangan.
Akhirnya, Dita sadar dan menghapus sendiri software yang terpasang. Agar tulisan ini tidak menjadi spoiler, stop di sini ya,saksikan sendiri film ini.
Agar Anda dapat mengetahui akhir cerita. Apakah Dita akhirnya menikah dengan Ifan? Bagaimana hubungan Dita dengan nenek Ed ? Apa pesan ayah Dita pada Ifan? Apa Isi sampul yang dititipkan Ed pada neneknya?
Dapatkan semua jawabannya pada akhir film, yang mampu menguras air mata Anda. Pesan dari nenek Ed pada Dita yang perlu dicatat sebagai inti dari film ini, "mengikhlaskan yang sudah pergi, dan mulailah hidup baru".
Film yang juga dibintangi oleh Refal Hady, Luthesa, Cut Mini dan Widyawati ini patut disaksikan  Selain actingnya bagus, juga pesannya dalam. Selamat menyambut akhir pekan dengan tontonan menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H