Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jakarta Ramah Transportasi Umum

27 Juli 2023   05:00 Diperbarui: 27 Juli 2023   17:08 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bila dibandingkan daerah tempat tinggal penulis di Tangerang Selatan dengan Jakarta, transportasi Umum di Jakarta lebih ramah. Yang peting kita tahu tujuannya, lalu ganti mod a untuk menuju lokasi tujuan.

Hal ini sudah penulis buktikan sendiri. Sejak belum lulus kuliah hingga sekarang sudah pensiun. Bicara mengenai pengalaman menggunakan transportasi Umum/publik, hampir sudah pernah menggunakan semua, kecuali LRT yang baru dalam taraf uji coba.

Memang menggunakan transportasi umum agak panjang dan lama, karena harus mengikuti route yang telah ditentukan. Misal dengan commuter line, dari Tangerang Selatan ke Tangerang, harus berpiutar ke Jakarta dulu. Dari Tangerang Selatan transit di stasiun Tanah Abang (Jakarta Pusat) lalu transit lagi di stasiun Duri (Jakarta Barat), baru menggunakan kereta yang ke Tangwrang.

Kalau diceritakan semua, akan sangat panjang, pengalaman menggunakan transportasi umum. Yang penulis gunakan untuk ke  kantor, wisata, maupun rekreasi.

1. Bus atau Angkutan Kota
Pertama kali penulis berpengalaman dengan bus kota dan angkutan kota (angkot) saat akan melakukan interview kerja praktek. Kerja praktek adalah satuan Maya kuliah yang harus diambil agar bisa membuat tugas akhir

Penulis harus melakukan interview di Jakarta, jadi dari Semarang menggunakan kereta api ekonomi hingga tiba di stasiun Senen. Dari stasiun penulis menuju terminal bus, menuju kawasan Jakarta Selatan. Waktu itu kondisi bus sangat padat dan banyak copet. Untung dapat tiba dengan aman di Jakarta Selatan.

Saat kerja pertama Kali di Jakarta juga menggunakan angkot dan bus. Berangkat menggunakan angkot, dan pulang menggunakan bus. Masih ingat saat menerima gaji bulan-bulan pertama masih tunai, belum ditransfer, sehingga harus menyemvunyikan uang di kaius kaki agar aman dari copet. Pengalaman unik lainnya, pernah tertidur di bus, mungkin karena kelelahan pulang kerja. Mau turun di Matraman tapi baru terbabgun sudah sampai Jatinegara, jadi terpaksa turun dan sambung dengan angkot.

Bahkan setelah memiliki kendaraan pribadi roda empat, penulis masih sering menggunakan transportasi umum, khususbya pada akhir pekan.

2. MRT dan TJ
Jadi bila mau rekreasi ke mall, biasanya penulis nonton bioskop karena tidak hobby belanja. Penulis naik angkot ke terminal Lebak Bulus, lalu sambung dengan MRT ke stasiun Bundaran HI. Tibalah di mall Grand Indonesia. Atau, bila ingin rekreasi kuliner di pecinan (Glodok), dari terminal Lebak Bulus naik TJ dan turun di halter Glodok. Bila mau makan di kawasan Greenville, penulis naik TJ dan turun di halter Kebun Jeruk, lalu sambung ojol ke Greenville.

3. Commuter Line
Penulis belum mengenali commuter line pada mulanya. Namun setelah kenal dengan mbak Muthiah yang Ketua Click, penulis mulai kenal commuter line.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun