Judul tulisan ini adalah pertanyaan beberapa Kompasianer yang sempat bertanya kepada penulis. Kenapa mereka bertanya demikian? Karena penulis terdeteksi mengikuti beberapa komunitas yang ada dibawah naungan Kompasiana. Entah penulis terlalu setia pada Kompasiana sehingga jarang mau bergabung dengan komunitas di luar Kompasiana.
Padahal beberapa Kompasianer, penulis ketahui banyak yang mengikuti banyak platform, dan otomatis banyak komunitas lain. Bahkan diantara teman komunitas sering timbul ledekan 4L, Lu Lagi Lu Lagi. Contoh seseorang yang mengikuti komunitas film diluar Kompasiana juga mengikuti KOMIK, Seseorang yang mengikuti komunitas memasak juga ikut KPK (Komunitas Penggila Kuliner).
Penulis sendiri meski hanya mengikuti komunitas yang berada dibawah naungan Kompasiana, juga mengikuti beberapa komunitas, sebut saja KPK, Koteka, KOMIK, CLICK dan Ketapels.Â
Namun karena penulis pernah mengikuti kompetisi blog yang diadakan komunitas lain, terpaksa menjadi anggota komunitas tersebut karena anggota adalah syarat utama boleh turut berpartisipasi  pada kompetisi blog. Misal Kompasiana Air, Kompasiana Bali dan lain-lain. Apalagi mudah sekarang untuk menjadi anggota sebuah komunitas, tinggal klok 'join' pada Member di laman Temu Kompasiana.
Akibat banyaknya komunitas, yang penulis ikuti, rasanya ada pembatasan, sehingga saat penulis bergabung dengan komunitas baru, keanggotaan pada komunitas lama hilang. Meski menurut Admin Kompasiana masih ada.Karena laman Temu Kompasiana masih baru sebaiknya dilakukan pengksjian ulang, mungkin masih ada bug.
Bahkan saat penulis bergabung ulang, nama komunitas itu tidak muncul pada halaman profil penulis di laman Kompasiana.
Kenapa mengikuti banyak komunitas?
Pertama, penulis sudah purna tugas, padahal dulu banyak sekali kesibukannya. Dengan bergabung pada kmonitas penulis merasa memperoleh kegiatan baru. Banyak berjumpa teman-teman yang lebih muda, sehingga membuat penulis awet muda, meski ada juga yang sepantar. Semoga saja penulis tidak membuat teman-teman muda menjadi cepat tua. Kembalinya memiliki banyak aktifitas membuat penulis merasa hidup, dan merasa bahagia.
Apa yang didapat dari komunitas?
Memang ini pertanyaan yang smart, orang mau bergabung dengan komunitas asalkan mendapatkan sesuatu. Yang penulis dapatkan adalah teman dan rasa bahagia, bukan materi.
Apakah penulis tidak mengharapkan materi? Tentu saja kita tidak boleh munafik, mendapatkan materi, baik berupa uang tunai maupun barang, adalah kebutuhan tiap manusia. Apalagi kita yang tinggal di Jabodetabek, melangkah keluar rumah pasti keluar uang. Entah untuk uang transport maupun untuk jajan beli makan minum. Karena kita tentu tidak mungkin puasa tiap kali keluar rumah atau jalan kaki.
Menurut pengalaman penulis, materi yang diperoleh itu sifatnya jangka panjang, bukan instant. Contoh, dengan ikut komunitas kita dapat teman.Teman ini mengajarkan cara menyumting konten di YouTube, Reels atau TikTok, lalu kita jadi mengerti cara menghasilkan konten yang baik. Akibatnya kita dilirik sebuah Perusahaan, inilah yang penulis sebut investasi jangka panjang. Contoh lain, kenal teman, mendapat ilmu cara menulis yang baik, tanpa harus menunggu datangnys mood, kita dapat menulis dengan baik dan cepat, lalu kita dilirik perusahaan. Nah hal ini juga sebuah keuntungan bagi kita.
Kita juga dapat ilmu dari pelatihan gratis yang sering diadakan. Semua ini akan meningkatkan kemampuan kita. Bila kita rajin mengikuti kompetisi menulis atau membuat konten, dan sering menang, otomatis kita memperoleh sesuatu, bahkan memperkaya portofolio kita.
Harukskah menjadi pengurus atau admin komunitas?
Menjadi anggota saja sudah banyak mendapatkan manfaat. Apalagi bila berkenan menjadi pengurus. Karena kita akan dilatih secara otomatis oleh waktu untuk berpikir kreatif guna memajukan komunitas kita. Jadinya kita berpikir keras, hal ini akan meningkatkan kemampuan kita dalam manajemen dan kepemimpinan (leadership).
Apakah pengurus komunitas harus dibayar?
Komunitas adalah bersifat sosial. Jadi, menjadi pengurus Jangan mengharapkan upah. Ini bukan perusahaan.
Bahkan ada kalsnya menjadi pengurus kadang harus keluar uang pribadi (nombok). Semoga hal ini diantisipasi oleh induk organisasi dengan menggelontorkan dana untuk komunitas. Jujur saja, tanpa dana, komunitas akan sulit menggulirkan kegiatan. Kecuali harus rajin mencari sponsor  Misal kerjasama dengan importir film atau produsen film. Bekerja sama dengan Dinas Pariwisata..
Apakah ikut komunitas menjadi banyak keluar uang ?
Jawabnya ya, karena kadang-kadang acara berlangsung sampai tengah malam. Pengalaman pribadi, pernah mengikuti kegiatan nonton film, jadwal pemutaran film tertunda karena artis belum datang.Â
Akibatnya acara dimulai tertunda sehingga pulang larut malam. Kendaraan umum sudah tidak betoperasi, terpaksa keluar uang untuk naik taksi. Namun kadang ada imbal baliknya, karena dinilai kita ikut mempromosukan client melalui tulisan atau sosial media, kita nendapat makan malam. Akibatnya kita hemat uang. Namun hal ini bukan keharusan jadi jangan menjadi tuntutan.
Inilah realita positif dan negatif mengikuti komunitas. Semoga Anda tidak terus bertanya untuk apa dan dapat apa.
Satu hal lagi bila nmengikutin kegiatan komunitas, biasanya ada tugas yang harus dikerjakan, baik membuat tulisan maupun membuat konten di sosial media. Semua kewajibab harus dipenuhi dengan sendirinya, karena pengurus bukan debt collector.Â
Yang terpenting, jagalah kredibilitas kita, bila sudah mendaftar dan terpilih harus datang. Datanglah tepat waktu, jangan terlambat. Meski Anda tiba-tiba mendapat pekerjaan berbayar, janganlah ingkar janji. Karena Anda akan masuk ke dalam daftar hitam. Dan hal ini akan merugikan Anda.
Karena kita bergaul dengan banyak orang, yang sifatnya berbeda, jangan terlalu menggunakan  perasaan, atau baperan. Bersikaplah selalu win-win dan easy going.
Â
Selamat ber komunitas !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI