Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Click Jelajah Batutulis - Bogor, Ada Apa di Sana?

11 Juni 2023   05:00 Diperbarui: 11 Juni 2023   20:24 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Setelah menikmati.laksa Bogor dan foto-foto. Para roker (rombongan kereta) dengan naik angkot Bogor yang legendaris, kabarnya angkot adalah transportasi yang selalu membuat macet kota Bogor akibat berhenti seenaknya, untuk  menaikkan dan menurunkan penumpang.

Berakhirlah acara KPK, kini beralih ke acara Click. Kami naik angkot menuju stasiun Batutulis.

Apa saja yang kami jelajahi di Batutulis - Bogor ? Paling tidak, ada empat destinasi dan lima kegiatan yang kami lakukan, yang penulis catat. Silakan dibaca sampai selesai, ya.

1. Stasiun Batutulis

Sebagai anggota Click atau paling tidak Kompasianer yang mengikuti acara Click, maka setidaknya harus mengetahui sejarah stasiun Batutulis.

Stasiun Batutulis ini didirikan sekitar tahun 1880-an, dan hanya mengalami beberapa kali renovasi. Semula hanya memiliki rel satu track, kini sedang ada pembangunan untuk penambahan menjadi dua track.

Sebenarnya bisa menuju stasiun Batutulis dengan naik kereta api Pangrango, jurusan Bogor -Sukabumi. Namun karena untuk menuju stasiun Batutulis dikenakan harga tiket sama dengan harga tiket ke Sukabumi, maka untuk penghematan beaya, boss Click memutuskan naik taksi daring.

Stasiun (dok: Rahab)
Stasiun (dok: Rahab)

Kami melihat-lihat keadaan stasiun Batutulis, sambil berfoto ria. Sempat terdengar bunyi kereta datang, tetapi ternyata hanya mobil operasional PT. KAI yang telah dimodifikssi untuk berjalan diatas rel. Nah, kecewalah para "container".

2. Prasasti Batutulis

Dengan berjalan kaki, kami menuju destinasi berikutnya, yakni prasasti  Batutulis. Dari luar tampaknya seperti rumah biasa, namun didalam ruang terdapat batu prasasti yang dibuat oleh Raja Surawisesa pada tahun 1533 untuk menghormati ayahnya  Sri Baduga Maharaja Siliwangi raja Pajajaran pada sekitar tahun 1400-an. Patung Sri Baduga bisa dilihat di Taman Sri Baduga di kota Purwakarta.

Menurut juru kunci yang telah berusia 83:tahun dan merupakan generasi ke 9 yang harus didampingi seorang pemuda menceritakan bahwa situs ini  diketemukan expedisi Belanda sekitar tahun 1842. Rumah untuk prasasti ini dibangun oleh presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Tugas juru kunci membersihkan situs dan memberi penjelasan kepada para pengunjung. Karena juru kunci sudah tua, maka agar informasi dapat disampaikan dengan jelas, disampaikan oleh seorang pemuda.

Selain batu prasasti, juga terdapat batu dengan tapak kaki Surawisesa dan batu simbol lingga. Batu-batuan ini diduga sama dengan batu megalitikum yang terdapat di klenteng Phan Ko Bio, di Pulo Geulis, Bogor. Di ruangan ini juga terdapat silsilah raja Pajajaran.

Foto bersama (dok: Bugi) 
Foto bersama (dok: Bugi) 

Pada malam Jumat serta bulan Maulud banyak pesiarah datang untuk mohon agar niat mereka dapat terkabul, seperti menjadi kaya, sembuh dari sakit, naik pangkat atau mempunyai pasangan / anak.

3. Istana Batutulis

Dari prasasti Batutulis, kami menuju destinasi berikutnya yakni Istana Batutulis. Namun karena kami belum mengajukan izin, maka kami tidak diperkenankan masuk. Jadi kami hanya berfoto di luar istana.

Foto bersama (dok; Bugi)
Foto bersama (dok; Bugi)

Destinasi ini sebenarnya tidak ada dalam rundown acara hanya bonus karena sudah ada di kawasan Batutulis.

4. Ci Fulus

Ini juga destinasi bonus. Biasanya peziarah prasasti Batutulis juga mengunjungi Ci Fulus, yang dipercaya sebagai pemandian para putri raja Pajajaran. Selain pemandian juga terdapat air pancuran. Air pada Ci Fulus berasal dari tanah, yang tidak pernah kering meski musim kemarau panjang.

Menurut Ibu-ibu warga di dekat rel kereta api, yang sedang mengambil air untuk minum, memasak dan mencuci, menceritakan bahwa Ci Fulus ini menjadi sumber air bagi mereka. Air tanpa dimasak tidak mengakibatkan sakit perut. Namun bagi warga di luar Batutulis, Ci Fulus ini dipercaya memiliki kekeramatan untuk minta kaya, naik pangkat, punya pasangan / anak dan sembuh dari sakit asal mandi dari Ci Fulus.

Ci Fulus, yang kalau diartikan dari bahasa Sunda, memang artinya air yang mendatangkan uang / fulus. Itulah sebabnya peziarah banyak membawa gallon untuk diisi air untuk mandi atau botol untuk meminum airnya. Seperti seorang Bapak yang bertemu kami di stasiun Batutulis juga membawa botol, ketika ketemu di Ci Fulus.
Beberapa peserta juga sempat cuci muka dan minum Ci Fulus dari pancuran yang tersedia.

Di era digital ini masih percaya dengan hal mistis ini? Semuanya terserah kepercayaan masing-masing pribadi.

5. Berfoto di tengah rel

Meski kami tahu jadwal lewatnya kereta api, namun berfoto ditengah rel kereta api adalah aksi berbahaya, yang jangan ditiru. Bahkan oleh petugas PT KAI kami diminta jalan diatas rel yang sedang dibangun bukan rel aktif saat menuju Ci Fulus.

Akso berbahaya (dok: Rahab)
Akso berbahaya (dok: Rahab)

Setelah berjalan kaki mencapai jalan raya, kami menuju stasiun Bogor dengan angkot untuk kembali ke habitat masing-masing, karena acara dari Click sudah berakhir.

Demikianlah keseruan Click Jelajah Batutulis - Bpgor. Anda tertarik? Boleh meniru destinasi yang kami lakukan.

Sampai jumpa di acara Click Jelajah berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun