Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gagas RI, Acara untuk Memompa Cita-cita

30 Mei 2023   13:01 Diperbarui: 30 Mei 2023   13:09 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggapan pertama diberikan oleh sosiolog UI yang mengamini keresahan Buya Nashir. Pemerintah harus menyiapkan ekosistem agar masyarakat dapat membangun dirinya sendiri. Solusi yang ditawarkan pendekatan manajemen publik seperti memperbaiki kesehatan dan pendidikan, serta pendekatan resiko dalam pembangunan.

Sementara penanggap kedua, ekonomi INDEF menyatakan kritik tentang oligarkhi yang disampaikan secara santun, justru akan memenjarakan kita sendiri. Ada optimisme dalam menurunkan pengangguran dan kemiskinan. Namun pertumbihan ekonomi yang sering disebutkan 8% ternyata sebenarnya hanya 5% saja, karena tergerus oleh korupsi

Selain pasal 33 dalam UUD seharusnya ada pasal-pasal lain yang perlu dicermati, misal pasal 23 dan 27.

Dalam menyusun konsep  perekonomian dalam pembangunan hendaknya mengacu pada struktur masyarakat. Bila sebagian besar masyarakat masih tamatan SD dan bertani, harus mengutamakan sektor pertanian.

Sementara penanggap ketiga, sekaligus sebagai   hak jawab yang mewakili Pemerintah menyatakan semua yang dibahas adalah kondisi ideal. Namun kita jangan lupa pada pengaruh keadilan global

Ada tiga dimensi yang harus diperhatikan, yaitu dimensi material, dimensi sosial dan dimensi moral.

Kebijakan ekonomi yang baru telah mencajup:
1. Asymetric development dengan pembagian kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan lainnya, ini pertanda negara hadir.
2. Capital reform, diperlukan pembangunan kemampuan.
3. Penerapan ekonomi berbasis nilai tambah, meski harus menghadapi serangan global, misal hilirisasi nikel.

Pada closing statementnya, Buya Nashir berpesan agar kita bisa merawat Indonesia. Agar tidak menjadi negara besar yang sedang mencari sesuatu diluar rumah, sedangkan suasana didalam rumahnya sendiri masih gelap.

Tulisan ini hanya penggalan atau sebagian  pembahasan pada acara Gagas RI, sebagai appetizer saja. Sajian. lengkapnya, silakan saksikan sendiri di Kompas TV, agar tulisan ini tidak beraroma spoiler.

Selamat menyaksikan !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun