Ditengah hiruk pikuk anti toleransi yang dilakukan oleh oknum yang merasa agamanya yang terbaik, sehingga menimbulkan banyak anarki dan kebencian. Ternyata ada angin yang menyejukkan, sekelompok generasi muda yang menamakan dirinya Generasi Literat (GL) Â Telah berkiprah dengan tujuan untuk menyuburkan semangat toleransi berujud acara Hangout Kebhinekaan (HK).
Acara ini sudah dimulai sejak tahun lalu dan terus bergulir hingga sekarang. Disebut Hangout karena generasi muda tidak senang dengan yang rumit-rumit, jadi kita bertemu, berjejaring dalam sebuah acara yang santai pada akhir pekan, namun bermakna kemanusiaan.
Acara HK bulan ini (April 2023) adalah HK ke 4, berlangsung di sportclub Countrywood Residence, Ciputat, Tangerang Selatan. Acara HK pertama mengenal agama Sikh, kedua mengunjungi Kampung Sawah dimana terdapat Kampung Toleransi dan ketiga mengenal Ahmadiyah.
Tujuannya murni kemanusiaan, jadi generasi muda diajak bersama untuk meingenal sesama manusia yang terpinggirkan meski berbeda dengan kita. Peserta GL sendiri juga lintas agama, semua berbaur menjadi satu tanpa sekat.
Pada HK keempat, kita mengenal agama Baha'i, sebuah agama global yang sudah berada di 120 kota di 230 negara. Meski secara hukum di Indonesia belum diakui sebagai agama resmi. Terbukti masih tertulis "Lain-lain' atau "-"pada e-KTP.
Acara HK keempat diawali dengan pembacaan kitab suci berbagai agama. Lalu sambutan oleh founder GL, Milastri. Kemudian diputarkan film mengenai Baha'i dengan judul "Light to the World".
Film yang diputar hanya 18 menit, telah dipenpendek dari film aslinya yang bisa dilihat di YouTube yang berdurasi 55 menit.
Lalu dilanjutkan dengan dialog dengan tuan rumah (agama Baha'i) yang diwakili Bunda Nasrin. Seorang Ibu yang  berprofesi dokter asal Irak, namun lebih senang disebut berasal dari Bumi. Acara dialog dimoderasi oleh Ikbal dari GL.
Mengenal agama Baha'i
Melalui film kita mengenal bahwa Baha'i adalah sebuah agama independence yang mengakui Tuhan yang Maha Esa. Bukan sekte dari agama lain. Baha'i menekankan pada kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia.
Agama ini lahir pada 1863 di Persia, kini Iran oleh Mirza Husayn Ali Nuri yang kemudian disebut Bahaullah. Bahaullah dalam hidupnya banyak menulis kitab dan doa-doa yang kemudian diterjemahkan kedalam 802 bahasa di dunia. Seperti halnya utusan Tuhan lainnya Bahaullah juga hidup sengsara, diusir, di penjara dan meninggal dengan hukuman tembak.
Bahaullah sendiri berarti pintu gerbang untuk menyiapkan sang pemersatu yang akan datang ke dunia. Menurut kepercayaan Baha'i, umat manusia adalah satu keluarga meski dengan keberagaman.
Baha'i memiliki kalender sendiri, 1 tahun terdiri 19 bulan, dan 1 bulan 19 hari. Ada sisa 4 hari bila dibandingkan dengan kalender Masehi, 4 hari ini digunakan untuk beramah tamah dan acara sosial guna menyambut datangnya tahun baru.
Agama Baha'i tidak mengenal doa bersama, senua penganutnya berdoa sendiri-sendiri, tidak ada pemuka agama.
Penganut Baha'i berada dalam kelompok untuk berdiskusi antar agama, kelas anak-anak yang terbuka untuk umum, serta  kelompok remaja untuk mencari solusi penyaluran masalah remaja.
Rumah ibadat ada, yang disebut Masriqu Z_Adhikar hanya untuk merenung dan terbuka untuk umum. Namun penganut Baha'i lebih banyak berkumpul dengan penganut agama lain dalam suasana menciptakan kesatuan dunia, bukan sekedar rasa toleransi. Kita adalsh satu, karena berasal dari sumber yang sama.
Setiap hari pagi dan malam, penganut Baha'i berdoa kepada Tuhan dan membaca tulisan suci tulisan Bahaullah.
Selain sembahyang, juga mengenal puasa yang dilakukan 19 hari (1 bulan menurut kalender Baha'i) dengan tidak makan minum selama 12 jam, dari jam 6 pagi hingga 6 petang, yang intinya untuk meningkatkan kerohaniaan.
Dalam tradisi Baha'i orangtua diwajibkan mengenalkan semua agama di dunia kepada anak-anaknya dan setelah berusia 15:tahun sang anak menentukan pilihannya, tidak dipaksa mengikuti agama orangtuanya.
Dalam perkawinan antar agama, penganut Baha'i tidak melarang, asal sudah disetujui oleh 6 pihak, yaitu pasangan beda agama yang akan menikah, orangtua pihak pria dan orangtua pihak wanita. Bila semua seruju, akhirnya akan damai.
Memiliki prinsip kesetaraan antara pria dan wanita, wanita juga sebagai konstributor untuk mencapai perdamaian.
Bila terjadi konflik horizontal, penganut Baha'i cenderung diam dan mengalah. Melawan kebencian dengan cinta, peperangan dengan perdamaian. Itulah sebabnya jarang terdengar konflik antara penganut Baha'i dengan agama lain.
Setelah buka puasa bersama, peserta diminta menyampaikan ungkapan dalam satu kata, serta testimoni dua peserta. Lalu semua peserta harus menuliskan kesan-kesannya yang akan dirangkum oleh GL.
Setelah door prize,penyerahan cinderamata, dilakukan foto bersama dan berakhirlah HK keempat.
Rencananya HK kelima akan mengunjungi komunitas transgender. Bagi yang berminat silakan bergabung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H