Setelah berkunjung ke beberapa tempat ibadah, dimulai dari Peace Centre Ahmadiyah di Parung, Bogor-, lalu Gereja Orthodox Rusia pada hari Jum'at 24 Februari 2023.Â
Kunjungan ke Gereja Immanuel, Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal pada hari Sabtu 25 Februari 2023. Disusul kunjungan ke tiga tempat ibadah di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, yakni Kuil Sikh, Klenteng Sin Tek Bio, dan GPIB PNIEL, Â terakhir mengunjungi empat Masjid Ikonik di Jakarta pada Minggu 26;Februari 2023.
1. Masjid Lautze
Bentuk luarnya tidak seperti masjid karena berada ditengah bangunan ruko. Hanya warna merah dan kuning yang cukup menonjol, dan beberapa lampion terpasang, mengarah seperti Klenteng. Namun ada warna hijau, dan ternyata  bangunan ruko ini adalah sebuah masjid.
Bergaya Tionghoa karena dikelola seorang mualaf Tionghoa bernama Haji Karim Oei Tjeng Hien. Kini sudah menjadi Yayasan yang dipimpin oleh anak Karim Oei, yaitu Muhammad  Karim Oei.
Masjid Lautze ini menjadi bukti nyata keterlibatan orang Tionghoa dalam penyebaran agama Islam  di kalangan orang Tionghoa di Jakarta. Banyak orang Tionghoa menjadi mualaf di masjid ini, selain sebagai masjid salah satu ruangan menjadi tempat aksi sosial yang memberikan pengobatan gratis kepada orang miskin.
2. Masjid Jami Angke
Nama tesminya adalah masjid Al Anwar, merupakan salah satu masjid tertua di Jakarta. Memiliki arsitektur Bali sehingga hampir dipastikan dibangun oleh orang Bali, ternyata yang membangun adalah orang Tionghoa Muslim. Di bangun pada tahun 1761, dan terdapat makam Pangeran Tubagus Angke di kawasan masjid ini, Dan masjid ini  terkenal menjadi simbol tomeransi antar agama.
3. Masjid Babah Alun
Terletak di bawah kolong jembatan tol, arsitekturnya yang mirip Klenteng, namun memiliki idua warna yang mencolok yakni merah dan hijau. Orang yakin bahwa tempat itu adalah masjid karena melihat beberapa orang melakukan salat disitu.
Meski tidak memiliki kubah seperti ciri khas masjid, masjid ini dibangun pada tahun 2017 oleh Jusuf Hamka, seorang pengusaha Tionghoa Muslim yang terkenal berjiwa sosial.
4. Masjid Ramlie Mustofa
Masjid Indah ini terletak di seberang danau  Sunter, dibangun dan diresnikan pada tahun 2016 oleh seorang mualaf Tionghoa bernama Ramli Rasidin dengan arsitektur mirip Taj Mahal di India.
Ramli sangat terkesan dengan filosofi Taj Mahal  dimana seorang raja membangun istana yang megah sebagai lambang cinta, Ramli berharap masjid yang dibangunnya juga menjadi lambang cinta terhadap isteri dan anaknya.
Nama masjid ini adalah gabungan nama keluarga Ramli, istrinya Lie Nyuk Kim dan putranya Muhammad, Sofian dan Fabian.
Masjid ini menggunakan tiga bahasa Indonesia, Arab dan Mandarin. Dengan tujuan agar para pengunjung dari luar Indonesia bisa membaca tulisan yang tertera di masjid ini.
Tour ini merupakan wisata berbayar, yang dipandu oleh pemandu wisata dari Wisata Kreatif Jakarta  Dengan berakhirnya anjangsana ke empat Masjid Ikonik ini, berakhir pula penyelenggaraan Festival Kebhinekaan tahun 2023 yang telah dimulai sejak Kamis 23 Februari 2023 yang diadakan secara daring dan luring.
Semoga dengan berakhirnya Festival Kebhinekaan ini, Â makin bertambah subur dan kuat rasa roleransi pada bangsa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H