Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenal Saung Ranggon di Cikarang (Tulisan ke 2 dari 3)

27 Februari 2023   01:00 Diperbarui: 3 Maret 2023   19:37 3880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangunan didalam saung hanya berupa ruangan terbuka yang digunakan untuk menerima tamu, dan satu kamar yang dipisahkan tirai dibelakangnya. Di kamar saat ini tersimpan benda-benda pusaka, seperti keris, tombak, dan pedang panjang. dan telur yang mengeluarkan darah pada waktu tertentu.

Pada tiap bulan Maulud pusaka ini dimandikan. Kalau dulu sering diadakan kesenian seperti tari jaipong, ronggeng, pencak silat dan wayang kulit Betawi. Namun sekarang lebih banyak diisi dengan pengajian saja.

Benda pusaka (dokpri)
Benda pusaka (dokpri)

Selain sebagai sarana wisata sejarah dan budaya, tempat ini juga sering dikunjungi tamu untuk melakukan ziarah, menjalankan ritual tertentu guna terkabulnya permohonan, seperti minta naik pangkat, lulus ujian, berhasil dalam bisnis, memiliki anak yang diinginkan bahkan minta jodoh. 

Menurut juru kunci, Sri Mulyati yang mendampingi kunjungan Click, banyak yang doanya terkabul dan salah satunya yang membangun mushola. Atau menyembelih kerbau. Saat ini beaya perawatan bangunan ini diperoleh dari Pemda  

Bangunan ini dibangun oleh pangeran Rangga, putra pangeran Jayakarta, tokoh peting  Betawi yang gigih melawan penjajah di Batavia dan Bekasi. Sebagai salah satu tempat persembunyiannya. Dirawat oleh Raden Abas yang berasal dari Mataram, dan tempat ini selain sebagai tempat persembunyian juga digunakan untuk gudang rempah-rempah.

Sri Mulyati, yang saat ini menjadi juru kunci mengaku masih keturunan ke 6 dari Raden Abas. Yang saat ini sudah berusia cukup lanjut dengan 2 anak dan 2 cucu.

Dulu Saung Ranggon ini sering menjadi tempat pertemuan tokoh-tokoh kerajaan Banten dan Cirebon juga para wali, seperti Sunan Gunung Jati dan Maulana Malik Ibrahim.

Click (dok: Kamil)
Click (dok: Kamil)

Beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan ditempat ini adalah jangan berkata yang tidak pantas, memotret tanpa izin serta memasuki saung tanpa didampingi juru kunci  Menurut juru kunci pada tamu tertentu ada yang mengikuti setelah berkunjung ke tempat ini. Mau percaya atau tidak, silakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun