Kita berada di dunia karena dilahirkan dan dibesarkan oleh orangtua kita. Jadi siapapun kita spapun gelar pendidikan atau jabatan kita, orangtua adalah orang yang harus paling kita hormati.
Seorang anak yang tidak pernah menghormati orangtuanya, pasti suatu saat akan menyesal.
Siapapun kita bila sudah dipanggil oleh orangtua kita (ayah atau Ibu), sebaiknya memprioritaskan panggilan itu diatas semua krsibukan lain, entah, rapat, pekerjaan atau apapun.
Orangtua biasanya memanggil kita pada hari-hari raya, yang mewajibkan keluarga berkumpul, bisa Lebaran, Natal atau Imlek
Sebagai anak hendaknya kita memenuhi panggilan tersebut. Jangan membantah dengan memberikan dalih hukum. Sebaiknya orangtua jangan memaksa karena hal ini melanggar hak asasi manusia. Atau dengan dalih ekonomi, bepergian saat hari raya, beaya tiket mahal.
Apalagi bila panggilan itu diajukan saat orangtua kita sedang sakit. Tidak ada dalih apapun yang boleh dikemukakan untuk tidak memenuhi panggilan itu. Seandainya sedang rapat atau sibuk bekerja sekalipun, hendaknya minta izin kepada atasan, atasan pasti akan memberi izin, karena atasan juga memiliki orang tua.
Kehadiran seorang anak saat orangtuanya sakit, dapat menjadi obat yang mujarab. Saat anak datang, orangtua dengan tulus akan menyediakan makanan kesukaan anaknya. Jadi, hormatilah jerih payahnya. Misalkan kita datang sudah malam, dan menurut ilmu kesehatan, tidak baik makan setelah jam 7 malam. Tetapi karena yang menyediakan makanan ini orangtua kita, maka kita harus menyantapnya, agar orangtua kita merasa dihargai.
Orangtua kita senantiasa memperlakukan kita seperti saat kita masih kecil, padahal saat ini kita sudah dewasa, bahkan memiliki jabatan atau gelar yang tinggi. Terima saja, dan jangan dibantah. Karena selamanya orangtua kita akan menganggap kita tetap kecil dimatanya. Jadi janganlah bersikap sombong atau arogan dihadapan orangtua kita.
Pengorbanan orangtua pada anaknya juga sangat besar. Selain bekerja keras guna mendapatkan uang untuk beaya hidup, sekolah / kuliah anaknya, bahkan sering kali orangtua rela makan secara sederhana  (dengan kecap atau garam, sementara daging dan telur diberikan untuk anak-anaknya).
Bahkan yang ekstreem, orangtua rela mengorbankan organ tubuhnya untuk kesehatan anaknya, bisa ginjal atau kornea mata. Dan itupun dilakukan secara diam-diam.