Ada sebuah kisah yang sangat tragis, saat anaknya mengalami kecelakaan sehingga sebelah natanya cacad. Orangtua rela nendonorkan kornea matanya untuk diberikan pada anaknya. Saat anak itu dewasa, justru anak itu malu memiliki orangtua dengan satu mata saja, sehingga tampak nenyerankan. Hingga anak itu menjadi rendah diri, dan akhirnya memutuskan untuk pergi jauh, agar tidak perlu merasa malu. Di luar, anak itu berhasil dengan studinya, bekerja dan berkeluarga. Saat orangtuanya datang berkunjung ke rumahnya, justru membuat cucunya ketakutan. Akibatnya sang anak mengusir orangtuanya.
Beberapa tahun berselang, orangtua itu meninggal dunia. Sang anak datang saat pemakaian, dan bertemu gurunya, yang menceriterakan kebaikan orangtuanya. Bahwa sang anak memiliki mata normal akibat donor dari orangtuanya. Maka sangat bersedihlah sang anak saat mendengar kisah itu. Ternyata yang menyebabkan wajah orangtuanya nevyeramkan adalah karena pengorbanannnya mendonorkan kornea mata baginya. Sang anak menyesal, namun sudah terlambat.
Moral dari cerita ini, apapun bentuk fisik orangtua kita, patut kita hormati. Setiap panggilan dan kemauan orangtua kita patut kita hargai  karena pengorbanan orangtua kita demikian besar, Kakukan semua itu sebelum terlambat.
Bagi anak yang sering membantah orangtuanya, gendaknya sadar betapa besar pengorbanan irangtuabya selama ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H