Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Membuat Kita Tidak Bahagia

26 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 26 Desember 2022   05:02 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Setiap manusia baik kaya atau miskin, selalu ingin hidup bahagia. Orang miskin pasti tidak percaya, bahwa orang kaya yang memiliki segalanya dan bisa membeli apapun yang ingin dinilikinya, tetap bisa tidak bahagia Dalam pikiran orang miskin yang sederhana, orang kaya selalu diyakini akan berrbahagia.

Padahal sebenarnya, tidak. Kita yakin orang kaya dapat membeli rumah (house) namun tidak dapat membeli kedamaian (home). Orang kaya sanggup membayar beaya pengobatan atau rumah sakit, namun tidak dapat membeli kesehatan.

Semua itu ada didalam pikiran kita sebagai manusia. Seseorang yang tidak sanggup mengendalikan pikiran negatinya, seolah-olah memelihara pencuri didalam dirinya. Pencuri itu akan mengambil kebahagiaannya, kesenangannya, jetenteramannya bahkan senyumannya.

Cirinya orang yang tidak sanggup mengendalikan pikiran negatifnya, mudah ditengarai. Yakni orang yang selalu gelisah, cemberut, stress dan tidak pernah tersenyum. Didalam pikirannya selalu muncul pikiran negatif yang mengganggu hidupnya sehari-hari. Bekerja tidak tenang, selalu takut salah, kepercayaan diri hilang, tidak dapat beristirahat dengan baik, atau susah tidur.

Didalam pikirannya selalu muncul hal-hal yang bersifat negatif, takut salah, takut gagal, takut kena marah dan akhirnya takut mati.

Manusia harus sanggup menghilangkan pikiran negatif yang mengganggu hidupnya, karena bila berlangsung terus menerus dapat berakibat menjadi depresi bahkan bisa menjadi gila (penyakit jiwa).

Seorang manusia harus sanggup menyeimbangkan pikirannya, antara pikiran negatif dan positif. Pikiran positif harus sanggup menghilangkan atau menepis pikiran negatif.

Bila pikiran positif dapat lebih unggul atau dominan, maka kita akan dapat beristirahat atau tidur dengan kualitas baik, sehingga menjaga kesehatan pikiran serta tubuh kita.

Kita harus sanggup membuang jauh-jauh segala pikiran negatif dari pikiran kita. Jangan pelihata sang pencuri yang akan mencuri kenahagiaan dan ketentraman kita.

Manusia yang tidak sanggup mengusir pikiran negatif dari dirinya, akan selalu tampak buruk fisiknya. Tampak loyo dan tidak bersemangat.

Jadi usirlah setiap pikiran negatif dari diri kita, agar kita selalu memiliki semangat hidup dan akhirnya dapat menimbulkan kebahagiaan.

Manusia yang memiliki pikiran negatif, biasanya orang yang baru saja mendetita penyakit berat, kehilangan pekerjaan, putus cinta atau gagal dalam usahanya.

Bila orang tidak sanggup menghilangkan pikiran negatifnya sendiri, maka dia harus segera dibantu pleh psikolog atau paikiater. Tidak perlu malu, karena harus secepatnya diatasi agar pikiran negatif dapat dihilangkan dari dirinya.

Jadi, bila kita merasa tidak bahagia dalam kehidupan ini, coba periksa, apakah kita masih memiliki pikiran negatif. Yuk hilangkan, dan gapailah kebahagiaan hidupmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun