Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Jadi Rumpian Kompasianer tentang Kompasianival 2022

6 Desember 2022   05:00 Diperbarui: 6 Desember 2022   05:13 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompasianival 2022 ajang temu darat blogger atau konten kreator nasional terbesar sudah usai, namun saya memotret beberapa pembicaraan Kompasianer, semoga jadi bahan untuk perbaikan penyelenggaraan Kompasianival berikutnya.

Ini bukan kritik, tapi mohon maaf bila disampaikan secara terbuka, mungkin ada Kompasianer lain yang bersedia melengkapinya.

1. Email konfirmasi dan barcode

Setelah saya mendaftar kehadiran di Kompasianival 2022, saya menerima email berikut bar code dan nomor registrasi. Tetapi uniknya, di depan meja registrasi email ketika saya buka bar code tidak muncul. Hanya berdasar nomor registrasi, akhirnya saya diperbolehkan masuk oleh pencatat kehadiran.

Saya tidak tahu, hal ini kendala dari sistem yahoo atau sistem bar code yang tidak bisa dibuka setelah 2-3 minggu. perlu dievaluasi oleh bagian IT Kompasiana.

2. Booth Komunitas dan panggung utama

Sebaiknya bila luasan panggung utama terlalu sempit, booth komunitas dapat diletakkan di selasar di dekat panggung utama, seperti saat dipindahkan ketika hujan turun. Hal ini supaya booth komunitas selalu ada yang jaga, dan masih bisa mengikuti jalannya acara di panggung utama meski lamat-lamat.

3. Jumlah peserta Kompasianival

Nurulloh boleh berbangga dalam laporannya bahwa Kompasianer meningkat sekian banyak, tapi berapa persen Kompasianer yang menghadiri Kompasianival? Banyak Kompasianer yang menilai Kompasianival kali ini agak sepi, terlepas apakah masih banyak yang kawatir berada dikerumunan paska COVID-19. 

Mestinya Kompasianer yang bersedia hadir diganjar hadiah berupa door prize, jangan baru bisa mengikuti door prize setelah mengikuti mystery challenge. Lagi pula mystery challenge langkah-langkahnya membuat Kompasianer tidak fokus pada acara, tetapi asyik nge-blog sebagai step 2. Semestinya setiap Kompasianer yang datang diikutkan door prize tanpa syarat sebagai apresiasi, bahkan bila perlu diganjar goodie bag dengan cindera mata exclusive.

4. Mystery challenge

Mystery challenge ada tiga step, step 1 menyelaraskan dengan kehadiran, step 2 flash blogging mengenai salah satu podcast dan step 3 menebak nama berdasar clue dari 4 potongan gambar. Idealnya, semua step harus dilalui secara berurutan. Namun saya mendapat info dari salah seorang Kompasianer bahwa banyak peserta Mystery challenge yang tidak menjalankan step 2, namun bisa menjawab step 3 , dan mengikuti door prize. Ini jelas tidak fair. Dan tujuan flash blogging tidak tercapai, terbukti jumlah yang mengunggah konten tidak sebanyak penerima door prize.

5. Flash blogging

Acara flash blogging patut diteruskan, namun sebaiknya  jangan dijadikan step pada Mystery challenge, terlalu banyak flash blogging sehingga membuat Kompasianer asyik dengan dirinya sendiri tidak sempat guyub dengan lainnya.

6.  Acara tumpang tindih

Sebaiknya acara komunitas dilakukan sebelum acara panggung utama, atau saat break out session, sehingga Kompasianer dapat mengikuti keseluruhan acara. Ada waktu acara komunitas yang bentrok dengan acara panggung utama sehingga sepi peminat karena kalah bersaing dengan panggung utama

7. Hilangnya penghargaan

Saat penghargaan dibacakan, ada satu penghargaan yang dihilangkan, yaitu Life Time Achievement Award. Entah mengapa penghargaan ini dihilangkan tanpa alasan. Sehingga ketika saya memberikan live report ke komunitas, muncul pertanyaan siapa penerima Life Time Achievement Award tahun ini? Apakah tidak ada yang layak menerima penghargaan ini ?

Memang tahun ini ada penambahan dua katagori Best Teacher dan Best Student.

8. Best in People Choice

Menurut asumsi Kompasianer, Best in People Choice dihitung berdasarkan hasil polling saat Kompasianer memberikan vote pada nominasi Best Teacher, Best Student, Best in Opinion, Best in Specific Interest, Best in Citizen Journalism dan Best in Fiction. Itulah sebabnya pasti ada seseorang yang menerima 2 award.

Sebaiknya Best in People Choice tidak diambil dari nominasi tetapi benar-benar berdasarkan pilihan Kompasianer berdasarkan keaktifan pada tahun berjalan. Dan Kompasianer yang pernah menerima award, boleh saja menerima award lagi, bila dia benar- benar pilihan para Kompasianer.

9. Penerima award berulang

Sudah menjadi rumor di kalangan Kompasianer bahwa Kompasianer yang pernah menerima award langsung surut dari kegiatan dan bahkan menghilang. Hal ini karena merasa sudah tidak ada lagi yang dituju atau jadi sasaran. Seharusnya, bila Kompasianer tetap aktif, dia berhak memperoleh nominasi asal dicalonkan atau berhak menjadi Kompasiana of The Year lagi bila dinilai oleh Kompasiana tetap aktif. Seperti halnya, komunitas Komik yang boleh menerima Best in Community untuk kedua kalinya.

10. Jam mulai

Sebaiknya jam mulai acara dimajukan lebih awal, sehingga akhir acara tidak terlalu malam. Ingat tidak semua Kompasianer menggunakan kendaraan pribadi. Lagi pula bila acara diadakan setelah makan siang, kasihan yang buka gerai, hanya bisa berharap produknya terjual saat makan malam saja, satu peluang makan siang  hilang percuma.

Demikian yang sempat saya rekam dari pembicaraan Kompasianer saat acara Kompasianival 2022. Semoga Kompasianival mendatang lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun