Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

7 Hal yang Dapat Dipetik dari Film Inang

14 Oktober 2022   05:03 Diperbarui: 14 Oktober 2022   05:03 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film (sumber: hipwee.com)


Kembali film bergenre horror memadati bursa film Indonesia. Film terbaru bergenre horror yang berlatar belakang dari tradisi Rabu atau Rebo Wekasan di pulau Jawa, merupakan film terbaru yang diproduksi IDN Pictures besutan sutradara Fajar Nugros.

Film berdurasi sekitar 100 menit ini, berkisah tentang Wulan (Naysila Mirdad), seorang karyawati pada sebuah pasar swalayan yang terlanjur hamil akibat pergaulan bebas dengan pacarnya. 

Alih-alih bertanggung jawab, untuk beaya periksa kandungan saja harus tarik otot dulu. 

Akhirnya, Wulan diberi tiga opsi oleh konsultan bumil, pertama bayi itu dibiarkan lahir dan dirawat sendiri, kedua di aborsi secara aman dan ketiga dicarikan orang tua asuh. 

Wulan yang kebingungan karena harus diusir dari pondokannya karena sudah menunggak pembayaran, terpaksa memilih opsi ketiga.

Wulan diterima dengan baik seakan menjadi anak dari suami isteri Agus (Rukman Rosadi) dan Eva (Lydia Kandou), keluarga Jawa yang cukup misterius dan memiliki tanah yang sangat luas dan Kebun yang terawat bagus.

Dalam tidurnya di kamar yang nyaman, Wulan sering bermimpi yang menyeramkan, sehingga Wulan ingin kabur. Keinginan ini didukung oleh kepulangan anak Agus-Eva yang bernama Bergas (Dimas Anggara).

Bergas curiga dengan kehadiran Wulan yang bukan keluarga dekat dari ayah dan ibunya. Karena sering bermimpi seram, dipanggillah Ki Ageng seorang paranormal untuk mengusir mahluk halus dan memberikan jimat.

Untuk kabur, Wulan terpaksa harus mencuri uang Bergas. Karena ketahuan, akhirnya Wulan menceritakan keinginannya kabur, karena curiga ada yang aneh di rumah Agus-Eva. 

Bergas yang juga curiga ada sesuatu yang disembunyikan oleh orang tuanya, khususnya pada ARTnya Sumiyati yang sedang hamil pada saat Bergas berumur 10 tahun dan Nita yang juga hamil saat Bergas berunur dua puluh tahun. 

Dan saat ini Bergas menjelang berumur 30 tahun ada Wulan yang juga sedang hamil, lalu bersama Wulan ingin memeriksa gudang ayahnya, tetapi ketahuan.

Bagaimana akhirnya nasib Wulan dan Bergas? Saksikan sendiri akhir ceritanya dengan menyaksikan film "Inang" yang telah diputar sejak 13 Oktober 2022 di bioskop terdekat.

Apa yang dapat dipetik setelah menyaksikan film "Inang"?

1. Seorang perempuan harus berani menolak ajakan pacarnya yang melampaui batas, karena bila pacarnya tidak mau bertanggung jawab, bila si perempuan terlanjur hamil, pihak perempuan yang akan menanggung akibatnya sendiri.

2. Meski tertekan oleh keadaaan ekonomi, seorang perempuan harus mampu menjaga harga dirinya, dan menolak pertolongan yang ada embel-embelnya (Sex).

3. Hari Rabu atau Rebo Wekasan adalah hari paling sial pada kalender Hijriah, tepatnya pada hari Rabu terakhir bulan Sapar.

4. Menurut tradisi dulu, bayi yang lahir pada hari ini harus diruwat dengan memberikan tumbal berupa nyawa bayi dan ibunya tiap 10 tahun. bila tidak, bayi itu akan mengalami banyak kesialan, seperti sakit yang tidak sembuh-sembuh, digigit ular atau mendapat kecelakaan.

5. Di era sekarang, tumbal nyawa ini digantikan dengan tahlilan, selamatan berupa makanan berbentuk gunungan dan salat sunah serta ziarah kubur dan melakukan amal baik.

6. Orang tua pasti sangat sayang dan mencintai anaknya, sehingga berani menanggung dosa apapun, asal anaknya selamat.

7. Manusia hendaknya selalu berdiam di rumah pada hari Rabu Wekasan dan tidak bepergian, guna mencegah mendapatkan kecelakaan atau musibah.

Film "Inang" sebaiknya disaksikan bagi mereka yang sudah berusia 17 tahun keatas, agar dapat mencerna logika jalan ceritanya secara benar.

Percaya? Tradisi adalah hal yang banyak benarnya, daripada menentang lebih baik beramal baik dan tidak bepergian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun