Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Desa Sudaji, Buleleng Bali yang Pernah Diinapi Menparekraf

9 Oktober 2022   05:00 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:08 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sore ini, Sabtu 8 Oktober 2022, Koteka, komunitas traveler Kompasiana kembali mengadakan webinar. Masih membahas sekitar Bali, bila minggu lalu mengenai Desa Wisata di  desa Taro, Gianyar, kini membahas tentang Desa  Wisata Sudaji, Buleleng. Temanya cukup membuat penasaran  "Ada Apa di Desa Sudaji, Buleleng, Bali". Kali ini narasumbernya KS Zanzan dan acara dipandu oleh Gaganawati  Stegmann langsung dari Jerman.

Zanzan (dok: Koteka)
Zanzan (dok: Koteka)


Zanzan lahir di desa Sedaji 52 tahun yang lalu, dan sudah memiliki dua anak berusia remaja. Orang tuanya adalah petani yang melatihnya menjadi petani sejak kecil, sehingga Zanzan akrab bermain dengan sapi dan membersihkan kandang sapi. Yang dijadikan pupuk untuk padi dan pslawjja. Namun Zanzan memiliki tekad untuk sekolah di kota. Zanzan berhasil dalam pendidikannya, sehingga menguasai beberapa bahasa asing dan memiliki sertifikat yoga. Zanzan juga berhasil bekerja menjadi manager di hotel global, seperti Hilton dan Ritz Carlton, Zanzan selalu bekerja dengan baik, sehingga sempat ditawari bertugas di Dubai.

Desa Sudaji berasal dari dua suku kata, suda dan aji yang berarti pengetahuan yang suci atau ajaran yang bersih.

Setelah 21 tahun melanglang buana, Zanzan akhirnya pulang ke desa, dan mendirikan komunitas OmUnityBali (OUB) di desanya. Yang diawali dari cuti besar dengan naik gunung dan melakukan meditasi selama 41 hari. Zanzan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan hotel, meski sempat ditahan oleh bossnya.

Zanzan berhasil mengembangkan komunitasnya, dengan mengkoordinasi rumah menjadi homestay, mobil sebagai sarana transportasi karena belum ada trayek kendaraan umum yang melewati desa ini, kandang sapi yang direnovasi menjadi tempat meditasi, mengumpulkan anak-anak muda yang menguasai bahasa Inggris dan mengumpulkan ibu-ibu yang senang memasak.

Keunikan Sudaji sebagai desa wisata, kebetulan diliput seorang jurnalis yang pernah tinggal di Sudaji sehingga makin banyak wisatawan yang datang.

Zanzan sendiri dari memiliki 4 kamar, kini sudah berkembang menjadi 70 kamar. Bahkan ada seorang cowboy dari New Zealand yang membuat konten video mengenai desa Sudaji.

Atraksi yang disuguhkan oleh komunitas desa Sudaji benar-benar kembali ke alam. Seperti makan di tepi sungai, di tengah sawah. Bahkan membajak sawah mampu dijadikan atraksi bagi wisatawan. Selebrasi terima kasih pada kehadiran subak juga sebuah atraksi yang menarik. Hal ini menjadi promosi dari mulut ke mulut.

Bahkan saat wisata terpuruk akibat Covid-19, Zanzan menjalankan ide membangun villa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun