Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keseruan Koteka Trip 2022 (3)

25 September 2022   12:28 Diperbarui: 2 Oktober 2022   18:22 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu, Sabtu 24 September 2022, Koteka, komunitas traveler Kompasiana berkolaborasi dengan Warga Kota, komunitas Kompasianer yang berdomisili di Purwakarta telah menyelenggarakan Koteka Trip 2022 (3).

Disebut yang ketiga, karena yang pertama Koteka Trip menyususi 3 destlnasi bersejarah di Jakarta, dan yang kedua adalah meneksplorasi Kota Tua Jakarta. Pada Koteka Trip yang ketiga ini, mengeksploitasi Purwakarta

Kenapa Purwakarta? Kebanyakan orang hanya lewat Purwakarta, saat pergi ke Bandung atau ke Cirebon. Apalagi yang ke kota lain yang lebih jauh seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, Kudus, Solo, Yogyakarta atau Surabaya. Bahkan yang ke Puncak, Jawa Barat hanya melewati Purwakarta. Jarang nengeksplorasinya, paling hanya singgah untuk makan atau beristirahat sejenak

Warta Kota, sebagai penghuni Purwakarta sejalan dengan tekad Dinas Pariwisata Kabupaten Purwakarta untuk nenggalakkan pariwisata di Purwakarta dengan taglinenya "Ayo Main ke Purwakarta" berniat untuk mempopulerkan destinasi baru ini. Maka diundanglah para blogger Kompasiana untuk membantu menuliskan tentang keindahan dan kelengkapan Purwakarta.

Setelah berkumpul pada pagi hari di halte UKI, Cawang, Jakarta Timur, rombongan yang terdiri dari Ketua Koteka, Onny Jamhari, wakil admin Kompasiana, Hafidz, dan 10 orang Kompasianer berangkat  menuju Purwakarta dengan mobil elf.

Rombongan diterima di kantor Dinas Kepemudaan Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta langsung oleh Acep Yulinulya, Kepala Dinas beserta teamnya dan Mira, Sonny serta teman lain dari Warga Kota.

Sambil melangkah ke ruang rapat, rombongan mendapatkan goodie bag berupa snack's dan minuman serta produk sponsor. Setelah rombongan duduk rapi di ruang rapat, dibagikan brosur dari Disporabud Kabupaten Purwakarta dan peta Purwakarta.

Setelah Acep memberikan sambutan selamat datang, anggota rombongan memperkenalkan diri, termasuk para sponsor.

Air mancur (dok: Disporabud)
Air mancur (dok: Disporabud)


Tanpa berlama-lama, rombongan segera menuju Taman Air Mancur Sri Baduga, sebuah air mancur terbesar di Asia Tenggata. Karena masih tutup karena pandemi, kami hanya sempat berfoto bersama. Didepannya terdapat patung badak bercula satu.

Rombongan lalu bergeser ke Bale Panyawangan Diorama Nusantara, sebuah museum untuk membangkitkan rasa cinta tanah air. Museum ini cukup modern karena dilengkapi dengan buku digital disana sini.

Destinasi selanjutnya adalah Bale Indung Rahayu, sebuah museum  untuk meningkatkan rasa sayang seorang anak pada ibunya. Meski secara sekilas tampak seperti bangunan Bali, namun arsitektur dan nuansa Sundanya sangat kental.

Rombongan lalu menuju alun-alun Purwakarta, dimana terletak rumah dinas Bupati dan kantor-kantor Pemerintah Daerah. Di sekitar alun-alun dibangun taman yang asri dan bersih serta sebagai tempat melakukan banyak aktivitas. Setelah masuk ke Galeri Wayang yang menyimpan aneka koleksi wayang, kami mentempatkan berfoto di Pendopo Kabupaten dengan latar belakang kereta kencana yang sering digunakan saat upacara pengibaran bendera pusaka di  istana negara.

Pendopo (dok: Disporabud)
Pendopo (dok: Disporabud)

Karena perut sudah keroncongan, rombongan meluncur ke Plered nenuju Kammpung Maranggi untuk santap Siang. Menunya sudah pasti sate Maranggi dengan ketan bakarnya yang gurih.

Setelah kenyang, rombongan menuju Sentra Keramik atau Litbang Keramik Di Sentra Keramik ini terdapat kira-kira 800 pengrajin,dan produknya sudah diekspor ke Amerika dan Eropa.

Keramik yang diproduksi secara tradisional ini untuk interior dan fungsional. Kendala yang dialami Sentra Keramik ini adalah tidak adanya tegenerasi dan kurang agresifnya dalam pemasaran Harganya murah, mas Onny yang penggemar keramik langsung memborong keramik, karena harganya 50% lebih murah daripada beli di Bogor.

Keramik (dok: Onny)
Keramik (dok: Onny)

Terakhir, kami mengunjungi waduk Jatiluhur. Rencananya ingin menyaksikan sunset, namun meski cuaca cerah, namun awan cukup tebal sehingga menutupi sunset.

Jatiluhur (dok: Warta zkota)
Jatiluhur (dok: Warta zkota)

Berakhir sudah eksplorasi Purwakarta, semua peserta puas, semoga dapat menularkan info keindahan Purwakarta melalui kontennya.

Ayo main ke Purwakarta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun