Rombongan lalu bergeser ke Bale Panyawangan Diorama Nusantara, sebuah museum untuk membangkitkan rasa cinta tanah air. Museum ini cukup modern karena dilengkapi dengan buku digital disana sini.
Destinasi selanjutnya adalah Bale Indung Rahayu, sebuah museum  untuk meningkatkan rasa sayang seorang anak pada ibunya. Meski secara sekilas tampak seperti bangunan Bali, namun arsitektur dan nuansa Sundanya sangat kental.
Rombongan lalu menuju alun-alun Purwakarta, dimana terletak rumah dinas Bupati dan kantor-kantor Pemerintah Daerah. Di sekitar alun-alun dibangun taman yang asri dan bersih serta sebagai tempat melakukan banyak aktivitas. Setelah masuk ke Galeri Wayang yang menyimpan aneka koleksi wayang, kami mentempatkan berfoto di Pendopo Kabupaten dengan latar belakang kereta kencana yang sering digunakan saat upacara pengibaran bendera pusaka di  istana negara.
Karena perut sudah keroncongan, rombongan meluncur ke Plered nenuju Kammpung Maranggi untuk santap Siang. Menunya sudah pasti sate Maranggi dengan ketan bakarnya yang gurih.
Setelah kenyang, rombongan menuju Sentra Keramik atau Litbang Keramik Di Sentra Keramik ini terdapat kira-kira 800 pengrajin,dan produknya sudah diekspor ke Amerika dan Eropa.
Keramik yang diproduksi secara tradisional ini untuk interior dan fungsional. Kendala yang dialami Sentra Keramik ini adalah tidak adanya tegenerasi dan kurang agresifnya dalam pemasaran Harganya murah, mas Onny yang penggemar keramik langsung memborong keramik, karena harganya 50% lebih murah daripada beli di Bogor.
Terakhir, kami mengunjungi waduk Jatiluhur. Rencananya ingin menyaksikan sunset, namun meski cuaca cerah, namun awan cukup tebal sehingga menutupi sunset.
Berakhir sudah eksplorasi Purwakarta, semua peserta puas, semoga dapat menularkan info keindahan Purwakarta melalui kontennya.
Ayo main ke Purwakarta!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H