2. Dapat menikmati keindahan sunset dan sunrise. Semburat warna kemerahan hingga berganti terang atau menghilangnya semburat kemerahan digantikan hitamnya malam.
3. Dapat nongkrong di kafe hingga waktu tak terasa.
Adapun kekurangan naik kapal, kita seakan kembali ke zaman batu, karena internet tidak ada sinyal. Jadi kalau ingin buat konten, boleh disiapkan di kapal, nanti mengunggahnya saat di darat.
Namun hal ini justru membuat kita lebih manusiawi, karena kita dapat saling mengenal dan bertegur sapa dengan penumpang lain.
Adanya transportasi laut ini sangat bermanfaat bagi warga Indonesia, karena dapat disambung dengan kapal yang lebih kecil menuju pulau-pulau yang lebih kecil.
Naik kapal tidak perlu takut mabuk laut. Elisa yang sudah mempersiapkan antimo, ninyak angin, jaket, ternyata tidak mabuk laut akibat ombak dan kedinginan.
Kecepatan kapal hanya rata-rata 40 knot atau 60 km/jam, saat pulang lebih cepat, karena kapal mendapat dorongan angin Timur.
Elisa juga memiliki pengalaman naik KM Dogosono. Indonesia adalah negara maritim, nenek moyangnya pelaut. Yuk sekali-kali berlayar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
