Banyaknya agen pencari tenaga kerja di Indonesia yang menawarkan untuk menjadi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Korea Selatan menyebabkan kita harus belajar dari orang yang sudah pernah bekerja disana. Kebutuhan tenaga kerja yang paling banyak dibutuhkan adalah untuk industri elektronik.
Untunglah Koteka, komunitas traveler Kompasiana pada Sabtu 3 September 2022 mengadakan webinar yang bertajuk "Bekerja di Negeri Ginseng" dengan narasumber Ony Jamhari, Ketua Koteka, yang sempat selama 6 tahun bekerja di Woosong University. Acara dipandu dengan apik oleh Gaganawati Stegmann langsung dari Jerman.
Ony Jamhari pada tahun 2009-2015 pernah bekerja di Korea Selatan, sebagai Senior Manager Softbridge International School of Business yang berkantor di Woosong University.
Padahal semula hanya dikontrrak satu tahun, namun karena pekerjaannya sangat nenantang, tanpa terasa berlanjut hingga 6 tahun.
Korea Selatan adalah negara yang memiliki semangat kerja yang keras. Kompetisi antar pekerja sangat ketat. Silakan lihat ekspatriat Korea Selatan yang bekerja di Indonesia pasti tergolong pekerja keras semua.
Sebagai negara yang memiliki empat musim, Korea Selatan memaksa para pekerja untuk terbiasa dengan pergantian musim ini. Sebagai TKA juga wajib pandai-pandai menyesuaikan diri dengan perubahan musim ini.Â
Orang Korea Selatan juga terbiasa bekerja cepat dan berwatak keras, karena ancaman bahaya dari Utara (negara serumpun dengan tata kelola pemerintahan yang berbeda, yaitu Korea Utara).
Jadi bila kita bekerja di Korea Selatan harus sanggup  beradaptasi dari gaya hidup yang 'woles' di Indonesia menjadi gaya hidup yang serba cepat.
Biaya hidup juga mahal, sehingga harus pandai-pandai mengelola keuangan agar jangan sampai besar pasak daripada tiang, atau lebih besar pengeluaran daripada pendapatan.
Luas Korea Selatan lebih kecil daripada luas pulau Jawa, jadi bila mendapat libur dapat dijelajah hanya dalam sehari, sekitar 6 jam. Yang sering dilakukan para TKA adalah perjalanan dari Incheon ke ibukota Korea Selatan, Seoul, lalu lanjut ke Busan.
Ada sekitar 25 destinasi wisata yang patut dikunjungi, seperti pulau Jeju, pulau Uleung Jeonju, Boseong, Chuncheon, Pyeongchang dan daerah perbatasan dengan Korea Utara (zona demiliterisasi).
Bicara tentang budaya dalam keluarga di Korea Selatan masih menganut gaya Asia. Dimana peran orang tua .masih dominan, khususnya dalam perjodohan. Itulah sebabnya jarang kita menemukan gadis Korea Selatan yang menikah dengan pria non Korea Selatan, padahal sebaliknya banyak pria Korea Selatan yang menikah dengan gadis non Korea Selatan.
Keluarga muda di Korea Selatan jarang yang ingin memiliki banyak anak. Itulah sebabnya negara ini sangat terbuka untuk pekerja asing maupun mahasiswa asing.
Memang bahasa sehari-hari masih menggunakan bahasa Korea yang sulit untuk dipelajari. Namun bagi kita yang ingin bekerja atau kuliah di Korea Selatan jangan kawatir dalam masalah bahasa, karena banyak kursus bahasa gratis
Ingin kuliah atau bekerja di Korea Selatan? Semoga tulisan ini bisa menjadi panduan agar lebih siap untuk hidup di negara BTS ini, dan dapat merasakan kehidupan seperti pada drakor yang sering ditonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H