Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Koteka Trip (3 dari 6): Gagal Bertemu Hantu Nona Belanda

17 Agustus 2022   06:30 Diperbarui: 17 Agustus 2022   06:39 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toko Merah (dokpri)

Karena kami harus menunggu pertunjukan puppet show (pertunjukan wayang) yang sudah berlangsung, maka kami hanya menyaksikan Kali Besar Kota Tua dan Toko Merah dari seberang saja.

Setelah kami keluar dari gerai Acaraki, kami menyaksikan sebuah anjungan yang terbengkelai atau msngkrak karena revitalisasi Kali Besar yang terinspirasi dari sungai yang membelah kota Seoul di Korea Selatan pada era kepemimpinan Gubernur Jakarta,Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Anjungan di Kali Besar itu mangkrak, karena tidak dilanjutkan oleh Gubernur penggantinya, Anies Baswedan.

Kami hanya menyaksikan air sungai yang bersih dan tidak banjir pada musim penghujan.

Karena arsitektur kota Batavia mencontoh kota Amsterdam di Belanda, maka Kali Besar dahulu dapat dilayari perahu. Ada jembatan yang bisa diangkat, karena saat itu Batavia adalah kota pelabuhan besar. Kali Besar adalah sebuah kanal atau terusan yang mengalir sejajar dengan sungai atau kali Ciliwung, yang airnya bermuara di Teluk Jakarta

Destinasi yang sebenarnya dikunjungi adalah Toko Merah, yang terletak di tepi Kali Besar.

Toko Merah adalah bangunan yang dibangun pada tahun 1730. Sebagai salah satu bangunan tertua di Jakarta, gedung ini pernah menjadi tempat kediaman Gubernur Jenderal Gutaaf Willem Baron van Hoff, menjadi toko, rumah sakit dan markas tentara.

Kini Toko Merah yang khas dari tumpukan bata merah ini, sering digunakan untuk pemotretan model foto dan foto pra pernikahan.

Konon menurut cerita, bila kita memasuki Toko Merah ini, kadang muncul hantu berupa Nona Belanda bergaun putih sedang berdansa. Benar tidaknya, walahualam.

Toko Merah ini juga dikenal menjadi tempat pembantaian orang Tionghoa di Batavia pada  tahun 1740 yang mayatnys banyak dibuang ke Kali Angke (kali bangkai) dan gunung mayat dalam satu hari, yang menimbulkan nama Gunung Sahari.

Karena peserta Koteka Trip tidak memasuki Toko Merah ini, hanya menyaksikan dari seberang saja, maka tidak dapat melakukan uji nyali.

Berani uji nyali? Silakan berkunjung ke Toko Merah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun