Bila memiliki bakat, harus terus dikembangkan. Karena bakat itu dapat menjadi energi bagi hidup kita. Hal ini diceritakan oleh Deby Subiyanti dalam Koteka Talk yang dipandu oleh Dyah Narang langsung dari Hamburg, Jerman.
Deby Subiyanti kelahiran Blora, dari garis Ibu yang penari dan garis ayah seorang dalang, jadi mengalir darah seni diyibuhnya. Pada 2003 Deby sempat mengambil kuliah tari di Surabaya yang dosennya pernah menugaskan untuk menarikan gerakan binatang di Kebun binatang untuk melatih menghilangkan rasa malu.
Namun setelah menikah dan mempunyai tiga anak, Deby hampir meninggalkan dunia tari sehingga tampak seperti depresi. Untungnya seorang Bapak mengingatkan Deby untuk menjalankan kembali kesenangannya, akhirnya Deby kembali menari.
Deby yang bersuamikan pria Belanda, merasa senang karena di Belanda banyak kesempatan untuk bisa menari, misalnya di Pasar Malam Tongtong dan saat ada kunjungan pejabat dari Indonesia.
Saat sudah memiliki anak, Deby mendirikan tempat penitipan anak, sekaligus mengasuh anaknya sendiri. Namun jiwa tari yang menggelegak, menggiringnya untuk mendirikan Yayasan Peduli Seni Indonesia pada 2017. Tujuannya untuk memperkenalkan seni Indonesia di Belanda, namun bahkan meluas ke negara lain.
Selain menampilkan groupnya sendiri yang kebanyakan mahasiswa Indonesia di Belanda, juga sering mendatangkan seniman dari Indonesia. Di Belanda banyak skesempatan untuk memperkenalkan seni tari, yang sulit hanya soal waktu untuk mau belajar menari. Karena semua pekerjaan harus dikerjakan sendiri
Deby tidak pernah memikirkan asal dana, namun yang peting berkarya, meski pengundang hanya membayar dengan uang transport saja. Namun dengan selesainya proposal ada saja pihak-pihak yang mengucurkan dana, terutama dari Indonesia. Karena kiprahnya memperkenalkan seni tari Indonesia otomatis memperkenalkan Indonesia.
Saat Deby mencari kostum di Indonesia, mahasiswa dapat tampil sendiri  Deby sangat senang, karena para mahasiswa yang semula tidak bisa menari akhirnya memiliki kemampuan menari.
Meski basicnys tarian Deby adalah tarian Jawa, namun Deby banyak menciptakan tarian kontemporer. Bahkan di Belanda secara otodidak Deby banyak menciptakan kreasi-kreasi. Belajar dari YouTube, lalu menghubungi orang Indonesia asal tarian itu yang tinggal di Belanda untuk mendapatkan sporitnya. Juga Deby dapat berkreasi berdasar suara musik untuk menciptakan gerakan baru.Deby juga sering berkolaborasi dengan orang Batak, Toraja, Padang dan Bali. Hanya belum sempat berkolaborasi dengan penari Makassar dan Bugus.