Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Drama Penyelamatan Korban Tenggelam di Danau Nedre

10 Juli 2022   06:30 Diperbarui: 10 Juli 2022   07:13 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Retno (dok: Koteka)

Tiap 30 menit, Retno selalu ditelepon, dan sebelum laporan kondisi Ruth disampaikan, selalu dipastikan Retno tidak sendirian. Artinya penelepon memperhatikan psikologis keluarga pasien.

Setelah Ruth sadar dan dipindahkan ke ICU, Retno baru terpikir segera ke Norwegia. Naasnya, paspornya kadaluwarsa karena pandemi tidak pernah bepergian sehingga tidak diperpanjang. Mau diperpanjang, kantor Imigrasi tutup karena libur Lebaran. Setelah kantor Imigrasi buka, dengan bantuan temannya, paspor berhasil diperoleh dalam sehari. Selanjutnya minta visa dan mencari tiket.

Tiket penuh dan mahal, untungnya ada seorang yang nembatalkan pergi ke Belanda, segera diambilnya. Visa harus diurus di Bangkok, minta jadwal interview dapat Juli. Dengan melampirkan berita yang didapatnya dari internet, Retno berhasil mendapat interview bulan Mei dan visa dipeoleh. Namun visa harus dikirim dari Bangkok ke Jakarta, padahal sedang libur Waisak. Terpaksa Retno menunggu di hotel dekat bandara Soekarno Hatta. Setelah visa ditangan, Retno segera terbang ke Singapura dan dari Singapura ke Belanda. Barulah Retno berhasil ketemu dengan Ruth yang kebetulan sudah dipindah ke Belanda.

Selama proses menunggu agar tidak stress, Retno masih masuk kerja.

Ruth dalam oerawatannya harus disuaikan suhunya, sehingga harus didinginkan. Ruth menjadi sangat kurus dari berat badan 58 kg menjadi 39 kg  setelah sadar rupanya kehilangan sebagian ingatan, khususnya saat Ruth ke Norwegia hingga mengalami kecelakaan.

Karena tidak ingat pernah suatu ketika di restoran Ruth menjadi histeris karena seakan melihat potingan film.

Setelah kondisi Ruth lebih pulih, diajak ke Norwegia guna mengembalikan ingatannya, sekalian mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menolongnya. Seperti kedubes Indonesia di Norwegia, RS, Tore pemuda lokal yang menyelam dan berhasil membawa Ruth ke tepi danau (rupanya Tore penyelam bersertifikat) juga perawat yang melakukan tindakan CPR.

Selama perawatan Ruth, mereka banyak memperoleh dukungan doa via zoom dan undangan dari keluarga besar Batak di Belanda, karena ayah Ruth bermarga Sitinjak. Bahkan oleh tetua Batak yang sudah menjadi warga negara Belanda, sempat dilakukan ritual adat, seperti menabur beras untuk membuang sial dan diulosi.

Dari seorang professor di Belanda, Retno disarankan untuk tidak memarahi anaknya, karena tidak ada larangan untuk berenang di Danau, bahkan ada ritual warga saat awal summer untuk mencebur ke danau.

Ruth sekarang sudah menyelesaikan ujian susulannya, bahkan sudah mendapatkan judul skripsi, dan akan menyelesaikan studinya hingga Agustus do Belanda, baru kembali ke Yogyakarta.

Memang berita penyelamatan Ruth tidak seheboh hilangnya Emmeril, anak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Swiss, namun penyelamatan Ruth yang berhasil adalah sebuah keajaiban (miracle).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun