Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Destinasi Wisata di Sri Lanka

22 Mei 2022   06:30 Diperbarui: 22 Mei 2022   06:43 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sore ini, Koteka, komunitas traveler Kompasiana dengan berkolaborasi dengan Upgris Semarang telah menyelenggarakan webinar dengan tajuk "Sekilas Colombo dan Situasi Pandemi di Srilangka". Nara sumbernya tidak tanggung-tanggung Dubes RI LBBP Srilangka dan Maladewa, Dewi Gustina Tobing, yang dipandu oleh Gaganawati Stegmann dari Jerman.

Dewi (dok: Koteka)
Dewi (dok: Koteka)


Dewi kelahiran Pematang Siantar, meraih gelar S1-nya di Universitas Kristen Indonesia dan meraih MBA dari Cambridges University. Sebelum ditugaskan sebagai Dubes di Srilangka dan Maladewa, Dewi pernah melanglang buana di Belgia, Argentina, Seoul dan Perth. Sejak Desember 2021 ditugaskan menjadi Dubes di KBRI Colombo.

Di negara yang beda waktu 1,5 jam dengan Jakarta ini, Dewi tinggal di ibukota Srilangka, Colombo. Negara pulau ini terdiri dari 9 provinsi dengan luas kira-kira setengah pulau Jawa.

Menggunakan tiga bahasa, yaitu Sinhala, Tamil dan Inggris. Hal ini dapat kita lihat pada nama-nama jalan yang selalu menggunakan ketiga bahasa ini.

Jumlah penduduk 21 juta, dengan suku Sinhala yang beragama Buddha dan Tamil yang beragama Hindu. Namun  berkembang juga agama lain seperti Islam, Katolik dan Kristen.

Mata uang yang digunakan Rupee Srilangka, memiliki penghasilan dari pertanian dan apparel. Sedang wisata mengandalkan keindahan alam, budaya dan peninggalan sejarah.

Yang menarik, bila kita mengendarai mobil keliling pulau, suasananya mirip dengan pantura Jawa dengan warung-warungnya. Konon pada abad ke 5 banyak orang Indonesia ke Srilangka yang dikenal sebagai orang Malay, meski orang Malaysianya sedikit.

Sedangkan Maladewa beribukota di Male dengan mata uang Rufiyaa, penduduk 540 juta yang 100% muslim. Menggunakan bahasa Divehi dan Inggris. WNI hanya sekitar 2800 jiwa dan kebanyakan bekerja di sektor wisata.

Hubungan diplomatik dengan Maladewa sejak 1974, sedangkan dengan Srilangka sejak 1952.

Saat ini di Srilangka sedang terjadi krisis ekonomi, sehingga turis dibatasi. Krisis ini menyebabkan sulit memperoleh BBM, gas, listrik, dan sembako sehingga banyak terjadi demo. Karena PM lama mengundurkan diri, kini sudah dilantik  PM baru yang berjanji tahun depan krisis ekonomi akan teratasi.

Destinasi Wisata

Tempat yang perlu dikunjungi, Colombo sebagai ibukota. Terdapat banyak kuil Buddha meski juga ada masjid. Serta pantai yang indah.

Kira-kira 4 jam dari Colombo, kita akan menjumpai Sigiriya bukit dengan peninggalan kerajaan masa lalu, situs ini sudah dilindungi oleh UNESCO.

Bila kita mengunjungi Kandy, sebuah kota suci, terdapat candi Buddha yang besar, bahkan menyimpan gigi sang Buddha (Temple of the Tooth Relic).

Unawatuna, kota pesisir dengan banyak resort. Galle yang terkenal dengan mercu suar dan benteng peninggalan Portugus dan Belanda.

Dambulla Cave sebuah gua yang menarik karena didalamnya terdapat kuil. Polonaruwa, sebuah kota terkuno di Srilangka. Ruwara Eliya, yang dikenal sebagai Liitle England dengan hasil teh hijau yang terkenal

Ada pantai yang indah di Hikkaduwa. Pinnawala Elephant Orphanage, tempat penangkaran gajah.  Gajah, sapi dan anjing adalah binatang yang dihormati.

Lalu ada Anuradhapura, ibukota lama yang sangat Instagramable. Dan silakan bersafari di Yala National Park. Kunckles Mountain Range bila kita senang hiking.

Terdapat World Buddhist Museum dan Adam's peak, sebuah kuil diketinggian 2.200 meter yang dipercaya sebagai tempat diturunkannya Adam ke dunia.

Suasana pandemi

Saat pandemi melanda dunia, Srilangka juga terkena dampaknya. Pemerintah segera menutup orang luar untuk memasuki negara ini dan memberlakukan lockdown yang cukup lama, dan dipatuhi  warganya. Total kasus sekitar 21 juta, namun sudah dapat dengan cepat diatasi. Vaksinasi pertama sudah mencapai 97%, vaksinasi kedua 82%, sedang vaksinasi ketiga (booster) sudah 50% bahkan kini sudah mulai vaksinasi keempat. Saat ini tinggal 50 kasus per hari, hingga tidak diperlukan karantina dan test PCR bagi pendatang. Saat ini meski ada yang terpapar, cukup dengan isoman sudah teratasi.

Kita yang melakukan vaksinasi di Indonesia juga diterima di Srilangka dan Maladewa. Kini sudah bebas melepas masker asalkan ditempat terbuka. Namun karena banyaknya demo, kini diwajibkan lagi memakai masker.

Saat pandemi, tenaga kerja Indonesia banyak terkena PHK karena sektor wisata mengurangi tenaga kerja. Kini sudah normal kembali.

Apakah ada yang tertarik mengunjungi Srilangka? Bersabarlah, tunggu tahun depan dingga krisis ekonomi teratasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun