Sore ini, Koteka, komunitas traveler Kompasiana dalam webinar Koteka Talk mengajak kita melihat suasana bulan Ramadan di London. Narasumbernya adalah  Oki Earlivan Sampurno, ketua PPI Inggris, dengan tema "Sekilas London dan Suasana Ramadan Disana ". Acara dipandu oleh Ketua Koteka, Ony Jamhari.
Dalam presentasinya, Oki bercerita banyak tentang pengalamannya selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan di negeri Inggris. Perbedaan utama adalah waktu berpuasa, kalau di Indonesia sekitar 12 jam, di Inggris bisa 17 jam. Untung saat ini memasuki iklim spring, jadi udara cukup mendukung.
Komunitas Indonesia di kampus-kampus biasanya bekerja sama dengan KBRI London dan masjid di London, seperti membagikan jadual waktu buka puasa dan imsak untuk sahur.
Tiap minggu selalu diadakan buka puasa bersama oleh komunitas Indonesia. Oki yang sudah di London sejak tahun 2011, merasa senang karena saat ini sudah diperbolehkan menjalankan salat taraweh. Dua tahun yang lalu tidak diperbolehkan demi mencegah penularan Covid-19.
Yang paling disenangi Oki adalah budaya silaturahmi yang berjalan antar sesama warga Indonesia, meski tidak ada lontong, tetapi suasana silaturahmi sangat akrab. Kadang-kadang ada warga yang membuat sendiri dan membagikannya kepada komunitas. Di masjid banyak warga yang mentmyediakan takjil untuk berbuka puasa. Untuk makan sahur memang sulit mencari rumah makan yang buka, biasanya membeli saat buka puasa lalu dihangatkan saat makan sahur.
Kebiasaan ngabuburit menjelang buka puasa juga sering dilakukan. Yang disayangkan sulit mendengar suara adzan, karena masjidnya jauh. Bila tempat kerja atau kampus dekat dengan masjid biasanya masih bisa mendengar suara adzan.
Selain taraweh, banyak juga yang datang ke masjid untuk beriktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Kami melakukan sholat 11 atau 23 rakkat tergantung wilayahnya.
Yang menarik adalah doa-doa yang dipanjatkan, selain mendoakan keluarga di kampung / desa di Indonesia, juga mendoakan masyarakat Islam di belahan dunia Lai  yang sedang bergolak.
Ide mendirikan masjid Indonesia di London tercetus sejak 1998 saat pengajian, lalu mengumpulkan donasi yang dikelola Indonesia Islamic Centre. Kini lebih banyak melibatkan kaum muda. Yang menyumbang masyarakat Inggris yang non Islam dan pengusaha Indonesia.
Apa saja menu sahur dan berbuka puasanya? Menu berbuka biasanya makanan Indonesia bila sempat memasak, tetapi bila tidak sempat membeli makanan halal, biasanya makanan Timur Tengah seperti nasi briyani, nasi kebuli, atau kebab. Mencari makanan halal biasanya ada logonya, yang paling aman kuliner Turki, Libanese, Timur Tengah dan India, meski dibeli secara daring. Ada pula kuliner oriental namun harus dipastikan kehalalannya.
Komunitas Indonesia sangat kompak, saling memberitahukan waktu buka dan sahur melalui WA group. Saat ini cukup diuntungkan karena ada libur Paskah. Namun bagi anak-anak yang mulai berpuasa, disarankan mengkonsumsi vitamin agar tubuh tetap bugar selama berpuasa.
Apa tanggapan masyarakat Inggris terhadap ibadah puasa di sana? Masyarakat Inggris cukup toleran dan mengerti serta menghormati orang yang sedang berpuasa, bahkan di kantor dan kampus bisa melakukan sholat, hanya saja tidak ada mushola, tetapi hanya ada ruangan kecil atau ruangan di ujung yang tidak terpakai
Untuk penyaluran zakat ada lembaga zakat di masjid-masjid, atau ke Indonesia Islamic Centre untuk disalurkan ke Indonesia.
Kebiasaan belanja menjelang Lebaran juga ada, bahkan sering ada Ramadan Fair atau bazaar Ramadan.
Bagaimana merayakan Idul Fitri di Inggris?
Masyarakat di London saling mengucapkan selamat, tergantung pribadi masing-masing individu. Kami biasanya melakukan sholat Ied di KBRI.
Apa tantangan melaksanakan Ramadan di London yang merupakan minoritas?
Tantangan yang pertama waktu puasa yang lebih panjang, yang kedua lingkungan, karena teman-teman tetap makan, jadi kami yang harus tahan gilodaan.
 Sekilas Wisata di London
Oki tidak begitu spesifik membahas wisata di London, sehingga diakhir webinar, Gaganawati memutarkan video tentang London.
Menurut Oki, bila berwisata baiklah bis atau metro, karena taxi biayanya mahal. Untuk destinasi wisata di London, kunjungi istana Buckingham, Tower of London, Tower Bridge, Big Ben, Trafalgar Square, Dan jangan lupa sempatkan mengunjungi Scotland yangi ndah.
Begini suasana Ramadan di London, Bagaimana dengan daerah Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H