Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generasi Z Ingin Kerja di Jerman?

12 Maret 2022   19:53 Diperbarui: 13 Maret 2022   10:37 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chaeriyah (dok: Koreka)

Selama pendidikan nilai harus bagus, agar jangan dikeluarkan. Terdapat pelajaran teori dan praktek dengan didampingi pembimbing. Ada ujian teori dan praktek, bila gagal masih dapat mengulang setelah 6 bulan. Jangan kawatir, selama pendidikan terdapat libur 30 hari dalam 1 tahun.

Setelah lulus ausbildung, bila nilai ujian bagus, dapat mengambil bea siswa weiterbildung untuk memperoleh spesialisasi atau studi lanjut kuliah.

Kini Chae tinggal di Munchen. Chae suka berwisata terutama ke danau-danau yang indah dan suka dengan kuliner Bavaria, sejenis sosis putih yang dicocol dengan sambal yang tidak pedas dan ayam goreng.

Menjadi perawat di Jerman sangat disukai orang Jerman, karena perawat Indonesia terkenal ramah, sabar dan mudah tersenyum dengan pasien.

Bekerja menjadi perawat mendapatkan cuti 30 hari ditambah 6 hari karena kerja shift. Sedihnya kerja shift tidak bisa ketemu teman. senangnya mempunyai banyak teman. Tips dari Chae, jangan tinggal di kota besar karena kehidupan mahal.

Pesan dari Chae, siapkan dokumen dan mental Anda. Chae sangat senang bila suatu hari nanti bisa menjadi pembimbing perawat asal Indonesia.

Bagaimana agar dapat sukses bekerja di luar negeri? Harus bekerja secara profesional, sanggup kerja sama dengan orang lain, bertanggung jawab, tanggap terhadap pasien dan memiliki kontak sosial dengan baik.

Kesan positifnya ada rasa kepuasan bila pasien dapat sembuh. Kesan negatifnya harus bekerja dengan sistem (shift pagi, Siang atau malam), Dan banyak lembur untuk menggantikan  kekosongan tenaga perawat yang lain, agar pasien tetap mendapatkan perawatan yang optimal walaupun kekurangan tenaga perawat.

Tertarik? Semoga tulisan ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun