Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Aturan Bepergian Dilonggarkan Jangan Euforia

10 Maret 2022   06:30 Diperbarui: 10 Maret 2022   07:11 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


kemarin Pemerintah Republik Indonesia memberikan kabar gembira, melalui Menko Maririm dan Investasi bahwa mulai Tanggal 8 Maret 2022 untuk bepergian tidak diperlukan lagi hasil tes PCR atau antigen, bagi warga negara yang sudah menerima vaksinasi 1 & 2 dan penguat. Sedangkan yang baru menerima satu kali vaksinasi, harus tetap menunjukkan hasil tes PCR atau antigen.

Euforia terjadi, semua sosial media memberitakan kabar gembira ini. Warga negara yang sudah bosan dan jenuh di rumah saja, akibat adanya aturan yang rumit untuk bepergian sangat gembira menyambut berita ini. Apalagi sebentar lagi bulan Ramadan datang, mereka yang sudah tiga tahun memendam rindu kepada orang tua ataupun keluarga di desa atau kampung sangat menyambut gembira berita ini. Meski tetap ada yang nyinyir, jangan-jangan nanti ketika libur Lebaran, grafik penularan Covid-19 meningkat dan mudik dilarang lagi. Pelonggaran aturan ini hanya untuk menyukseskan even MotoGP di Mandalika saja. Benarkah nyinyiran ini?

Di gerbong MRT dan KRL, petugas kebersihan dan polsuska juga sedang sibuk melepas pembatas tempat duduk. Jadi penumpang sudah boleh duduk bersebelahan lagi, tanpa harus menjaga jarak. Mungkin akhir pekan nanti akan membuat jalanan padat, karena warga akan keluar rumah entah ke mall, tempat hiburan di dalam kota maupun luar kota, bandara juga akan penuh, dan jadwal transportasi baik darat (bis atau kereta api), laut (kapal) dan udara (pesawat udara) akan sibuk kembali. Hotel-hotel akan didatangi tamu, dan sektor pariwisata yang tiarap akan bangkit kembali.

Sebaiknya warga jangan terlalu mengumbar euforia, gembira boleh, tetapi kewaspadaan harus tetap dijaga. Bersamaan dengan datangnya kabar gembira ini, DIY yang juga merupakan salah satu tujuan wisata favorit malah sedang meningkatkan PPKM ke level 4. Laporan keterpaparan Covid-19 memang hari demi hari menurun terus, setelah mencapai puncak tertinggi pada bulan Februari 2022.

Di Yogyakarta kabarnya diketemukan varian baru yang disebut anak atau cucu Omicron yang daya tularnya lebih agresif, dengan demikian bahaya penularan Covid-19 masih ada, belum hilang sama sekali

Kebijakan Pemerintah ini memang baik, sektor ekonomi juga pasti akan membaik, warga dapat menyambut datangnya Ramadan dengan tenang dan akan dapat mudik seperti biasanya.

Namun warga harus tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin, meski sudah muncul aturan tidak perlu test PCR dan antigen untuk bepergian juga tak perlu karantina, bagi yang baru kembali dari luar negeri. Orang Tanpa Gejala (OTG) masih banyak berkeliaran, karena mereka tidak menyadari kalau terpapar, jadi kita yang berada di keramaian harus menerapkan kebiasaan baru (new normal). Kita harus tetap mengenakan masker, sering mencuci tangan atau menjaga kebersihan dan hindari kerumunan, meski jarak sudah tidak diperlukan lagi. Kondisi transportasi umum yang sering padat dan berdesakan wajib diperhatikan, agar kita tidak tertular oleh OTG. Meski aturan untuk res PCR atau antigen sudah tidak diperlukan lagi, tetaplah waspada, dan menerapkan pola kebiasaan baru.

Semoga saja kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah ini benar-benar aman, sehingga tidak memunculkan serangan gelombang keempat yang akan membuat warga kecewa karena dilarang mudik lagi. Semoga kita tidak menjadi bang Toyib yang tiga kali Lebaran tidak pernah pulang, cukup sudah dua kali Lebaran kita tidak pulang. Semoga kondisi Indonesia benar-benar sudah pantas merubah status pandemi menjadi endemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun