Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengunjungi Aceh dan Sabang, dari Destinasi Ikonik hingga Kuliner

5 Maret 2022   06:30 Diperbarui: 5 Maret 2022   06:49 948
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ke tiga berangkat dengan bis menuju pelabuhan Ulee Lheue ke Balohan, pelabuhan di pulau Weh.
Dengan menggunakan kapal cepat, 45 menit sudah tiba di pelabuhan Balohan. Kapal cepatnya bagus, hanya pengelolaan tiketnya, waktu itu minus sekali, karena nama dan nomor kursi itu sama sekali tidak berfungsi. Duduk tidak sesuai kursi, keluar dari pelabuhan juga berdesakan dengan calon penumpang yang mau naik, karena hanya dibatasi dengan tali.
Selain kapal cepat ada kapal biasa dengan waktu tempuh dua jam.

Dengan minibus, menuju Benteng Jepang. Di perjalanan diketinggian  sempat menyaksikan keindahan pantai Anoi Itam. Setelah melalui jalan yang berkelok-kelok dikenal dengan nama Lingkar ular, tibalah di Benteng Jepang, disini terdapat gua persembunyian dan benteng dengan meriam. Pemandangan lautnya sangat eksotis.

Dari Benteng Jepang  menuju Pantai Sumur Tiga. Pantai yang luar biasa. Di pantai Sumur Tiga pemandangan pantainya luar biasa dikombinasi dengan pohon kelapa yang tinggi.

Puas berenang, perjalanan dilanjutkan untuk makan siang di Cafe Kencana, Gapang. Makan prasmanan dengan menu ikan goreng, udang, telur, sayur urap dan lain-lain. Cafe ini bersih meski tidak ada menu spesifik, Presiden Joko Widodo juga pernah bersantap disini beberapa bulan sebelumnya.

Selesai makan siang, melanjutkan berkelana di pulau Weh dengan mengunjungi Pantai Ibioh, sebuah pantai yang sangat ramai dikunjungi masyarakat, khususnya pada hari libur. Didepan pantai Ibioh terdapat pulau Rupiah yang dulu pernah menjadi lokasi pemberangkatan haji di Asia Tenggara dengan kapal laut, dari sini ke Mekkah memakan waktu tiga bulan. Padahal sekarang perjalanan ke Mekkah dengan pesawat udara hanya perlu waktu 8 jam.

Sempatkan naik glass boat (kapal kaca) guna melihat keindahan terumbu karang. Sayang sebagai dampak gempa, sebagian besar terumbu karang mengalami kerusakan.


Dermaga untuk naik ke kapal kaca perlu segera dibereskan pembangunannya agar keamanan pengunjung lebih terjamin. Juga koordinasi antara penjual tiket kapal, operator kapal harus dibantu oleh bagian pengawas tiket, agar tidak terjadi saling serobot.

Menuju KM 0

Dengan melalui jalan kecil yang berkelok-kelok, akhirnya berhasil tiba di lokasi paling Barat dari Indonesia yang dikenal dengan nama Kilometer 0 Indonesia. Saat sedang kesana Tugu Kilometer 0 sedang dipugar (mungkin sekarang sudah selesai) dan dibuat lebih megah.
Sekedar info, Kilometer 0 Indonesia lainnya adalah Timur di Merauke (Papua), Utara di Kepulauan Sangir Talaud (Sulawesi Utara) dan Selatan pulau Ruteng, NTT.

Seharusnya mendapatkan sertifikat kunjungan ke Kilometer 0 Indonesia akan tetapi ada kendala hingga sertifikat tidak diterima.
Selesai berfoto di Kilometer 0 Indonesia, menuju ke hotel atau lebih tepat disebut homestay.

Makan malam dilakukan di Taman wisata kuliner Sabang yang buka sampai malam. Bentuknya seperti Pujasera dengan beberapa gerai yang berdiri sendiri, namun pembayaran disatukan.
Tercatat beberapa jenis makanan seperti Nasi goreng, ayam penyet, ayam bakar, sate gurita / sapi / ayam, martabak telur, burger anti galau, mie bakso, mie ayam, mie aceh, nasi bebek, gurita rendang, dan ayam tangkap. Kuliner yang khas Sabang adalah sate gurita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun