Orang bilang belajar bahasa Jerman itu sulit. Namun, ada orang Indonesia yang sanggup menjadi guru bahasa Jerman di Jerman. Tentunya bukan mengajar kepada orang Jerman yang telah memiliki bahasa Ibu sejak lahir, tetapi mengajar bahasa Jerman kepada pelajar dan orang-orang yang butuh mempelajari bahasa Jerman dan para imigran serta para pencari suaka.
Sore ini, Koteka, komunitas traveler Kompasiana berkolaborasi dengan Unesa Surabaya menyalenggarakan webinar berjejuluk "Mengajar Bahasa Jerman di Muenchen & Sekilas Muenchen ". Sebagai narasumber tunggal  Ade Umar Schuetz,  yang kini bekerja di Goethe Institut di bidang kerja sama. Acara ini dipandu oleh Putriyana Unesa dan Gaganawati sebagai MC.
Mengajar di Jerman
 Ade lahir 1984 di Lampung, ia lulus S1 Bahasa Jernan di UNY Yogyakarta, karena ingin mengajar di Jerman, terpaksa Ade mengulang S1 di Jerman, lalu baru melanjutkan S2  nya. Kini beristerikan wanita berkebangsaan Jerman,  Dan telah menetap di Muenchen, Jerman sejak 2015.
Muenchen adalah nama dalam bahasa Jerman, dalam bahasa Inggris sering disebut Munich.
kursus bahasa jerman secara unum (algemieine deutchkurse) dan khusus bagi para pencari suaka (integrationskurse). Khusus integrationskurse terdiri atas Sprachkurs - kursus bahasa Jerman biasa dan Orientierungskurs tentang budaya Jerman, yang diberikan secara gratis, karena dibeayai oleh pemerintah Jerman.
Bila lulus mendapat zertifikat integrationskurs, bisa bekerja hingga mengajujan menjadi warga negara Jerman.
Selain bahasa Jerman, Ade pernah mengajar
Mathematik misal cara belanja di super market, lalu "deutch fur den Beruf" mengenai kosa kata bahasa Jerman dan "ausbildung alfabet" atau "Alphabetisierungskurs".
mengajars alfabet, bagi orang yang belum mengenal alfabet.
Untuk mengajar di Jerman, Ade dibayar per jam saat dia mengajar.
Sekilas Muenchen
Luas kota Munchen adalah 310 km2 dengan sedikit gedung bertingkat, kota termahal di Jerman, penduduknya sangat bangga dengan ras Bayern, semua ada di Muenchen, sebagai kota, pusat budaya, gastronomi dan lain-lain.
Destinasi wisata adalah BMW Muzeum, museum mobil buatan Jerman, Englischer Garten kebun bergaya inggris yang luas, Chubeischer turm menata berarsitektur Cina, dan laut buatan untuk berselancar, serta istana yang menjadi logo Disney.
Bagi para pecinta sepak bol, pasti mengenal Allianz Arena kandang klub sepak bola Bayern Muenchen.
Pesta yang selalu diselenggarakan tiap tahun dari pertengahan September hingga awal Oktober adalah Oktoberfest, sebuah pesta makanan Bayern dan bir yang semula adalah pesta raja.
Mareinplatz Neueshaus adalah alun-alun dengan  kantor walikota, yang di bagian atas ada patung yang berputar dengan musik pada jam tertertentu, serta tempat menjual buah dari luar negeri. Lalu ada olympiapark dengan  gunung buatan, ada stadion untuk konser penyanyi dunia, dan olympiaturm menara tertinggi.
Destinasi wisata lainnya adalah Munich beer halls and garden, Asam- kirche sebuah gereja tua,  Maximillianstrasse,  Munich residenze, dengan  budaya Bavaria-nya.
Kemudian Apple sttudle, Viektualinmarkt, dan  Museum Jerman.
Hidup di Jerman
Sepintas merasa enak hidup di Jerman, bagi warga asal Indonesia, yang tidak enak adalah pada musim dingin, hidup di Jernan berat, bahasa, budaya, harus mandiri, orang Jerman suka mengkritik secara langsung, masalah makanan yang tidak sama seleranya dengan orang Indonesia.
Bagi yang merencanakan pergi ke Muenchen, yang tidak boleh dibawa adalah senjata tajam, sebaiknya membawa obat-obatan, dan bumbu instan serta mie siap saji untuk cadangan makanan.
Komunitas Indonesia cukup banyak, seperti PPI, Swadaya komunitas semua orang Indonesia yang tidak melulu pelajar. yang sering mengadakan bazaar Indonesia dan menjual makanan Indonesia.
Supaya lancar berbahasa Jerman harus sering berkumpul dengan komunitas lain, jangan sering kumpul dengan orang indonesia saja.
Syarat mengambil S2 cukup mudah, yang penting bahasa Jerman, dan memiliki ijasah S1 yang diakui di Jerman, dan persyaratan administrasi lainnya, seperti paspor.
Â
Di Jerman boleh mengambil nama belakang / keluarga, isteri yang warga Jerman.
Semoga tulisan ini menginspirasi Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H