Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Berdamai dengan Penunggu Rumah

23 November 2021   14:47 Diperbarui: 23 November 2021   15:04 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prnunggu (sumber: okezone.com)

Lazimnya orang akan ketakutan bila melihat hantu, dan sejenisnya. kecuali ketemu dengan Casper hantu yang lucu. Bahkan di berbagai  negara ada yang menyebut dirinya pengusir setan, seperti Ghost Buster, di dunia Bsrat. 

Di Tiongkok maupun di negeri kita sendiri. Yang sering disebut sebgai orang pinter.Pada umumnya orang memanggil pengusir setan bila berjumpa dengan setan yang jahil atau suka mengganggu, biasanya menampakkan wujudnya yang menyeramkan, menyrmbunyikan barang, menggerakkan barang, menimbulkan suara atau memindahksn orang.

Pada dasarnya di dalam rumah, di tempat-trmpat trrtentu, pohon besar, gedung tua, apalagi kuburan hampir dipastikan ada penunggunya. Sebagai mshlik hidup yang kasat mata, kita pasti akan hidup betdampingan dengan mshluk lain yang tidak kasat mata alias hantu atau setan..Hanya bedanya, ada yang baik dan ada yang usil atau senang mengganggu.

Sebagai seorang yang bukan indigo maupun memiliki indra ke enam, saya terbiasa untuk hifup berdamai dengan mshluk tidak kasat mata ini. Karena menyadari bahwa di setiap tempat pasti ada penunggunya, maka saya selalu permisi atau minta izin dulu setiap kali datang ke tempat baru. Misal hotel, rumah baru (kost atau konrakkan) karena penugasan oleh perusahaan. Pada dasarnya saat datang, saya selalu minta izin untuk tinggal dan minta jangan figanggu..Biarlah kita hidup di alam masing-masing.

Ternyata sikap berdamai dengan prnghuni alam mistis ini menuai hasil positif. Selama ini pornah dan tinggal di berbagai kota maupun ndgara tidak pernah diganggu oleh penunggu.

Anehnya, di beberapa tempat, saya mendengar carita-carita yang menyeramkan dari teman dekat msupun orang lain. Saat saya naaasih kuliah, di Salatiga, saya memang menempati rumah kost yang cukup tuup tua. 

Selama saya tinggal belum pernah ada kejadian aneh. Nsmun teman-teman kost yang lain selalu mengstakan pernah diganggu. Justru kejadiannya saat saya pulang ke rumah asal. Sehingga saya sering dianggap sebagai penakluk mahluk halus. Namun saya selalu membantahnya, karena saya memang tidak memiliki olmu khusus apapun.

Ssat saya ditugaskan di Cirebon, perusahaan mengkontrak satu rumah tinggal untuk dijadikan mess karyawan, bagi karyawan yang ditugaskan di Cirebon boleh tinggal di rumah itu. saya menempati kamar depan, dan ksmar tengah sengaja dikosongkan untuk kamar tamu. Selama saya tinggal tidak pernah ada gangguan mistis apapun. 

Namun teman ya.ng tinggal di ksmar tengah selalu melihat ada wanita betgaun putih berambut panjang yang duduk di lantai. Tidak mengganggu tapi menakutkan, karena setelah dieliti wujud itu hilang. Dan uniknya kejadian itu terjadi saat saya dipanggil ke kantor Pusat di Jakarta.

Demikian pula kantor dan mess karyawan di Surabaya dan Balikpapan. Banyak cerita menyeramkan dari karyawan yang pernah tinggal. Ada yang saat tidur dipindahkan  ke kamar lain atau pintu yang terbuka sendiri. Namun saat saya ditugaskan di dua kota itu tidak ada gangguan sedikitpun.

Kisah mistis lainnya terjadi pada sebush hotel di Salatiga dan Palembang. Kejadian ini terjadi saat saya berlibur. Menurut cerita orang-orang atau warga sekitar hotel itu terkenal angker. Namun saat saya tinggal aman-aman saja, meski ada teman yang sampai minta pindah kamar karena diganggu.

Dari beberapa kejadian ini, saya menyimpulkan bahwa sikap saya untuk selalu minta izin dan permisi pada mahluk lain ini yang menyelamatkan dari gangguan. Saya tidak pernah bermaksud menggsnggu, maupun mengusir mereka. Dan selalu ingin hifup betdampingan, masing-masing sesuai alamnya dan tidak saling menggsnggu. 

Satu lagi, saya tidak pernah bersedia mengikuti tantangan uji nysli, meski diberi hadiah berapapun, karena saya memang tidak memiliki ilmu apapun. 

Jadi saya tidak pernah mau menantang mahluk halus tersebut. Jadi dengan berdamai dan saling menghargai, dapat dicapai keselaeasan hidup yang tidak saling menggsnggu. Semoga dapat diterapksn juga bagi yang pernah merasa diganggu mshluk-mahlluk prnunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun