Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ketika Gana Menemukan "Surga"-nya Indonesia

14 November 2021   08:01 Diperbarui: 14 November 2021   08:05 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaganawati (dok: Koteka)

Sabtu 13 November 2021, Koteka Talk 61 berlangsung dengan mengusung tema "Wonderful Indonesia, Raja Ampat, Surganya Indonesia". Sebagai nara sumber: Gaganawati Stegmann, Kompasiana of The Year 2020 dan dipandu oleh  Dizzman Diaz langsung dari Banda Aceh.

Gaganawati bersama suami dan dua putrinya berangkat dari Jerman ke Tana Toraja, Sulawesi Selatan, lalu melanjutkan wisatanya ke Raja Ampat, Papua Barat. Wisata ini dilakukannya sebelum pandemi mendera dunia.

Kenapa Gana dan keluarganya ingin mengunjungi Raja Ampat ? Dalam presentasinya, terungkap bahwa karena pemandangan alam Raja Ampat seperti surga, dan hanya dapat disaksikan dalam kalender, maka harus dikunjungi. Selain itu kawasan wisata ini masih sepi, masih asli, kebersihannya sangat dijaga oleh warganya, tak banyak turis, itulah sebabnya wisata ke Raja Ampat relatif mahal. Dan tujuan lainnya untuk mendukung ekonomi kreatif masyarakat setempat dan sebagai bekal untuk mempromosikan Raja Ampat kepada traveler dalam dan luar negeri.

Meski biasa wisata ala backpacker dengan suami, karena kini pergi bersama anak-anak, maka terpaksa menggunakan jasa pemandu wisata agar lebih nyaman.

Sebelum berangkat wisata, agar nyaman dan tidak ada kendala selama perjalanan, perlu mendiskusikan dengan pemandu wisata, perlengkapan yang harus dibawa.

Karena mereka senang melakukan snorkeling, maka perlu membawa peralatan snorkeling karena sewa 100.000 Rupiah per hari, cukup mahal bila ingin snorkeling diberbagai lokasi, padahal koper masih kosong. Lalu handuk kecil, obat-obatan pribadi, sun block,  payung /topi (karena panas), uang tunai, pakaian ganti, baju renang / selam dan camilan.

Paket wisata yang dipilihnya, 5 hari 4 malam, mereka datang sore hari di Sorong dari Sulawesi Selatan. Pagi harinya sudah dijemput pemandu wisata di hotel ke pelabuhan rakyat menuju Waisai. Perjalanan membutuhkan waktu 2 jam dengan ferry dan masih dilanjutkan dengan mobil untuk mencapai penginapan. 

Dipilihnya penginapan d' Coral, karena ingin merasakan pengalaman menginap di hotel yang berada di atas air laut. Sempat makan siang di perjalanan, baru tiba di hotel. Bersantai di sekitar hotel hingga makan malam.

Hari kedua, mulai menikmati keindahan Raja Ampat. Dengan menggunakan kapal cepat (speedboat) selama 1,5 jam menuju Piaynemo. Sebelum mencapai puncak Piaynemo, mereka harus melakukan treking melalui batu karang yang tajam, sehingga disarankan mengenakan sarung tangan agar tangan tidak terluka. Treking dilanutkan menuju Telaga Bintang untuk menikmati pemandangan yang spektakuler.

Setelah makan siang dilanjutkan dengan snorkeling di Arborek. Sempat berkumpul dengan warga lokal dan membagikan tas pada anak-anak yang beisikan alat-alat tulis, coklat dan sedikit uang (sebagai salah satu kegiatan sosial dari yayasan sosial di Jerman). Sore harinya  tiba kembali di hotel mendapat sajian pisang goreng dengan keju, coklat dan madu Makan malam dan istirahat.

Telaga Bintang (sumber: backpackerjakarta.com)
Telaga Bintang (sumber: backpackerjakarta.com)

Hari ketiga menuju lokasi snorkeling di pulau Mansuar. Snorkeling di Yenbuba  Sempat menyaksikan Pasir Timbul, yaitu sebuah lokasi yang bisa ditemui saat beruntung karena air laut surut. Bila air laut sedang pasang gugusan pasir ini akan tidak terlihat karena tenggelam atau tertutup air laut. Siangnya melakukan snorkeling di Friwen Wall dan Friwen.  Sempat bertemu anak kecil yang berani bersalto dan langsung terjun ke air laut. Dan sorenya sudah kembali ke hotel, untuk makan malam dan istirahat. 

Selama snorkeling dapat menyaksikan ikan-ikan khas Papua, bertemu kura-kura, lumba-lumba dan hiu.

Perjalanan hari keempat menuju Wayag, lokasi treking selama 3 jam. Menuju ke tempat memberi makan ikan hiu. Selama 5 jam perjalanan yang cukup menyeramkan, karena ombak sangat tinggi ketika menuju Waisai untuk balik ke hotel.

Tibalah hari terakhir di Raja Ampat, setelah keluar dari hotel nenuju pelabuhan Waisai dengan ferry menuju pelabuhan rakyat di Sorong dan menuju hotel.

Biaya perjalanan ke Raja Ampat memang cukup tinggi, masih ditambah retribusi untuk perawatan lingkungan, yang disebut PIN nilainya satu juta Rupiah untuk warga negara asing dan 500 ribu Rupiah untuk warga negara Indonesia. Dan tentunya uang tips untuk pemandu wisata.

Gaganawati (dok: Koteka)
Gaganawati (dok: Koteka)

Tips bagi yang ingin berwisata ke Raja Ampat:
- Jangan berkunjung pada bulan Agustus karena ombak sedang tinggi, sebaiknya pergi pada bulan Oktober-April.
- pergilah dengan rombongan agar bisa berbagi biaya.

- carilah tiket promo wisata di Sorong.

- jangan menyimpan makanan di penginapan karena banyak tikus.

- bawalah kamera go pro untuk memotret di dalam air saat snorkeling / diving.

- rencanakan perjalanan dengan baik.
- menabung dan hemat

Memang tidak murah untuk menemukan surganya Indonesia, namun tidak ada kepuasan yang dapat menggantikan. Kapan anda akan berwisata ke Raja Ampat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun