Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Maraknya Penggunaan Bank Digital, Solusi atau Disrupsi?

27 Oktober 2021   14:21 Diperbarui: 29 Oktober 2021   08:30 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, bagi para karyawan bank yang brrtugas di garis depan, seperti layanan pelanggan atau customer service, kasir atau teller, apakah hal ini bukan merupakan bahaya bagi posisi mereka? 

Dikabarkan banyak bank akan menutup banyak kantor kas, cabang pembantu maupun cabang utama dan digantikan dengan bank digital.

Hal ini karena lebih hemat karena tidak perlu membeli atau menyewa properti untuk buka kantor dan tidak perlu lagi membayar sekian banyak karyawan lini depan. Ini sebuah disrupsi.

Memang secara kasat mata bank digital jelas mempermudah nasabah. Bahkan Bank Indonesia sangat puas dengan kemajuan bank digital. 

Meski banyak penutupan kantor cabang, namun diikuti dengan kenaikan transaksi layanan elektronik seperti mobile banking dan internet banking yang naik lebih dari 300% sejak 2016 hingga Agustus 2021. Untuk internet banking naik pesat sejak 2016 - 2021 hampir 50%.

Juga penggunaan Uang Elektronik (UE) dari 2015-2020 hampir 4.000% dari Rp 5,28 triliun menjadi Rp 204,9 triliun. Dengan demikian realisasi perbankan elektronik dan digital juga terus mengalami kenaikan. 

Layanan perbankan elektronik dan digital ini turut mendorong kenaikan rekening dan dana pihak ketiga (DPK) yakni dari 260 juta rekening menjadi 337 juta rekening.

Memang semua masih ada plus minusnya, tapi mau tidak mau Anda juga harus siap memasuki dunia bank digital. Semoga bank digital dapat terus disempurnakan sehingga benar-benar menjadi solusi dan tidak sekedar disrupsi semata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun