Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Everest Ketiga Kali, Impian si "Setan Gunung"

4 Oktober 2021   12:28 Diperbarui: 4 Oktober 2021   13:37 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan akhirnya menjadi sahabat dan masih berkomunikasi, bahkan ada salah satu warga yang masih anggota keluarga kerajaan Nepal sehingga bisa masuk ke istana meski lewat pintu belakang. Hal ini suatu keberuntungan tak terduga.

Kesan tentang Nepal

Nepal masih mempertahankan eksotismenya. selama di Nepal tidak mengalami kriminalitas dari warga lokal, infonya penjara Nepal hanya dipenuhi orang asing karena pelanggaran visa.

Sejak mendarat di Kathmandu dan Lucla semuanya menarik disambut anak-anak dan sherpa, pemandangan yang sangat indah.

Gegap budaya dialami pada makanan yang penuh rempah dan bawang Bombay. Makanan yang paling disukai, momo seperti siomay atau pastel dikujus atau digoreng, dan nasi dalbat yang kaya rempah.

Melihat Nepal seperti Indonesia masa lalu yang penduduknya ramah dan selalu tersenyum. 

Pekerjaan porter juga merupakan mata pencahariaan warga lokal yang menyatu dengan passion, sehingga banyak yang sudah berkali-kali mendaki Himalaya, gunung adalah darah mereka.

Sikap penduduk lebih menarik dibanding pemandangan seindah apapun, menurut Hadi.

Kathmandu ada bagian yang kurang bersih, negeri ini hanya mengandalkan pariwisata, sepanjang perjalanan bersih. Hadi masih memilki obsesi pergi ke Everest lagi, dan cita-cita mendaki gunung sebanyak mungkin.

Tertarik mendaki gunung, ayo berguru ke Rahmat Hadi. Ditunggu di cafe Nepa, Yogyakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun