Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal Dua Jenis Mooncake

21 September 2021   15:52 Diperbarui: 21 September 2021   15:58 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Jenis kue bulan (dokpri)

Dalam tradisi Tionghoa, tiap musim dirayakan dengan festival. Itulah sebabnya ada empat festival tiap tahun, yakni festival musim semi atau dikenal sebagai Tahun Baru Imlek. Festival musim panas yang dikenal dengan sebutan Peh Cun, dirayakan dengan makan bakcang dan lomba perahu naga. Festival musim gugur yang dirayakan dengan makan kue bulan. Dan festival musim dingin  yang dirayakan dengan makan wedang ronde. (Tang Ce).

Pada zaman dahulu orang Tionghoa selalu memasak atau membuat sendiri makanan untuk ke empat festival ini untuk kerukunan keluarga.

Bulan September Masehi, atau tanggal 15 bulan ke delapan penanggalan Imlek, yang jatuh pada hari ini dirayakan sebagai puncak festival musim dingin. Dirayakan sebagai festival kue bulan atau Mooncake Festival.

Kemarin malam, keluarga Tionghoa berkumpul di rumah orang tua dan bersama-sama menikmati kue bulan ditemani secangkir teh sambil menikmati bulan purnama.

Menurut sejarah atau mitos di Tiongkok kuno, pada malam itu Dewi Bulan menampakkan dirinya. Mitos yang paling  terkenal adalah kisah sang pemanah Huo Yi yang berhasil memanah 8 matahari di langit sehingga menyisakan satu matahari. Banyaknya matahari itu semula  membuat bumi kekeringan  dan atas Jasa  Huo Yi, raja menghadiahinya pil panjang umur. 

Namun kekasih Huo Yi, Chang Er, menelan pil itu sehingga mendapat kehidupan abadi di bulan sebagai Dewi Bulan. Huo Yi menyesali kejadian itu, namun tak bisa mengubah nasib. Untuk mengobati kerinduan pada kekasihnya, pada setiap tanggal 15 bulan ke-8, ia duduk minum teh dan menikmati kue sambil menunggu Chang Er menampakkan diri saat bulan purnama.

Mitos lainnya kue bulan dengan isi telur sebagai ungkapan rasa syukur kepada Dewi Bulan. Festival kue bulan melambangkan kemakmuran dan dirayakan orang-orang Tionghoa dan keturunan Tionghoa di seluruh dunia, termasuk ABC (American-Born Chinese). 

Tradisi kue bulan ini sudah ada sejak era dinasti Ming, dimana tokoh pemberontak  Zhu Yuanzhang yang secara heroik berhasil memimpin petani atau rakyat kecil melawan pemerintah Mongolia dan menyebarkan pesan rahasia dengan menyembunyikannya di dalam kue bulan.

Dua Jenis kue bulan (dokpri)
Dua Jenis kue bulan (dokpri)

Di Indonesia, kue bulan dikenal dalam dialek Hokkian dengan sebutan Gwee Pia atau Tiong Cioe Pia. Di kalangan Tionghoa peranakan dikenal kue bulan berbentuk putih  bulat dengan isi buah-buah tropis, seperti durian, cempedak, nenas dan kacanghijau. Kini dikembangkan dengan isi kopyor, coklat dan keju. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun