Namun suasana sangat mencekam, karena tentara Jepang menguasai jalanan di sekitar Siranda dan menyerang siapa saja yang ingin mendekati Reservoir. Soenarti, isteri dr. Kariadi berusaha mencegah keinginan dr. Kariadi karena sangat berbahaya. Dr. Kariadi tetap nekad pergi ke Siranda mengingat nasib warga kota Semarang.
Mobilnya dicegat tentara Jepang di jalan Pandanaran, dan dr. Kariadi dibrrondong tembakan. Seorang tentara pelajar yang mengawal dr. Ksriadi berhasil melarikan dr. Kariadi ke rumah sakit, namun jiwanya tidak tertolong. Dr. Kariadi gugur di kamar bedah pada usia muda, 40 tahun.
Sebenarnya sudah tercapai kesepakatan genjatan senjata, namun karena tentara Jepang ingkar membebaskan sandera, bahkan dibunuh, maka marahlah para pemuda Indonesia khususnya yang berasal dari luar kota Semarang, Genuk dan Mranggen.segera berkobar kembali pertempuran di daerah sekitar lokasi Tugu Muda sekarang.
Film bisa diakhiri dengan diresmikannya Tugu Muda pada tanggal 20 Mei 1953 oleh Presiden Soekarno. Guna memperingati Pertempuran 5 Hari di Semarang, dibangun Tugu Muda sebagai monumen peringatan dan ikon kota Semarang.Â
Tugu Muda mulai dibangun pada tanggal 10 November 1950. Kontruksi Tugu Muda terletak tepat pada kawasan berlangsungnya peristiwa  pertempuran 5 hari di Semarang, yakni pertemuan Jl. Pemuda, Jl. Imam Bonjol, Jl. Dr. Sutomo, dan Jl. Pandanaran didekat Lawang Sewu.  Nama dr. Kariadi diabadikan sebagai nama pengganti rumah sakit Purusara di Semarang.
Â
Tokoh utama bila peristiwa ini mau diangkat menjadi film adalah dr. Kariadi, drg. Soenarti isteri dr. Kariadi, mayor Kido pimpinan Kidobutai di Jatingaleh. Lalu Wongsonegoro, gubernur Jawa Tengah saat itu serta dr. Sukaryo dan Sudanco Mirza Sidharta, dua tokoh pemuda Indonesia yang merupakan tawanan Jepang. Jenderal Nakamura pimpinan tertinggi Kidobutai, dan Kasman Singodimejo, Perwakilan perundingan gencatan senjata dari Indonesia.
Bila pandemi sudah berakhir, dan para sineas mulai aktif, semoga ada yang berminat mengangkat peristiwa haroik kota Semarang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H