Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bank Nasional Bank Pertamaku

5 Juli 2021   07:10 Diperbarui: 5 Juli 2021   07:23 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bank Mandiri (sumber: Jawapos.com)

Meski uang saya tidak banyak, saya dan adik sudah diajarkan untuk menabung sejak masih kecil. Saya masih ingat saat bersama adik diajak ibu saya ke Bank. Saya juga mendapat pelajaran agar jangan meletakkan telur pada satu keranjang, artinya jangan menyimpan seluruh tabungan pada satu bank. Meski masih di endorse oleh ibu saya, kami sudah diajarkan untuk memiliki tabungan. Oleh pegawai bank kami disarankan membuka tabungan Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional). 

Saya masih ingat, saat itu juga ada tabungan Taska, tapi saya sudah lupa apa argumen pegawai bank lebih menyarankan membuka Tabanas. Kami membuka tabungan di dua bank plat merah atau bank nasional, supaya uang kami yang tidak terlalu banyak cukup aman., karena dijamin oleh Pemerintah RI. Bank yang kami pilih adalah Bank Dagang Negara (BDN) dan Bank BNI 1946. Hingga saya duduk di perguruan tinggi, saya masih tetap menabung di kedua bank plat merah tersebut. 

Bahkan uang yang saya dapatkan dari program bea siswa, saya tabung di Tabanas juga. 

Ketika saya mendapatkan kesempatan untuk kerja praktek pada sebuah perusahaan multinasional di Australia saya juga dibantu pegawai bank untuk mendapatkan penukaran valuta asing berupa dollar Australia,  Upah hasil kerja menjadi asisten dosen juga selalu saya tabung di Tabanas.

Setelah saya lulus dari perguruan tinggi, dan mulai bekerja di Jakarta, saya juga selalu menabung di Tabanas, dan setelah terkumpul jumlah minimum guna membuka deposito, saya mulai mengenal deposito. 

Seingat saya, waktu itu pegawai bank yang menyarankan bahwa menabng di deposito lebih sulit diambil karena ada jatuh temponya beda dengan Tabanas yang bisa diambil setiap saat. 

Keuntungan lainnnya adalah tingkat suku bunga deposito lebih tinggi darpadai suku bunga Tabanas. Saat itu belum ada internet, sehingga informasi perbankan sangat terbatas. 

Untunglah pegawai bank BDN dan BNi cukup ramah dan sabar memberikan informasi. Berbeda dengan saat ini yang mendapat layanan prima hanya mereka yzng tergolong nasabah prioritas.

Saat saya masuk ke sebuah perusahaan yang cukup besar, upah bulanan dibayarkan melalui bank, dan perusahaan menentukan pengiriman upah dibayarkan melalui pengkreditan di Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), maka terpaksa saya harus membuka tabungan baru lagi. Namun saat saya meninggalkan perusahaan ini, saya menutup tabungan di Bank Exim tersebut.

Saya cukup puas bertransaksi di bank nasional plat merah, sehingga saat bank-bank Pemerintah merger, saya masih menjadi nasabah Bank Mandiri. Bank Mandiri adalah merger dari Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dan Bank Exim.  

Sementaea Bank BNI masih tetap kokoh hingga saat ini. 

Saat bekerja di bagian pemasaran dan harus sering keluar kota dan melakukan jamuan makan bisnis, saya juga mendapatkan dua kartu kredit dari Bank BNI dan Bank Mandiri.

Saat saya ditugaskan di luar Jawa pada sebuah lokasi di pedalaman Kalimantan Timur, terpaksa saya membuka tabungan di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Alasannya guna memudahkan pengiriman dana dari kantor pusat ke kantor proyek. 

BRI memang bank nasional plat merah yang memiliki banyak Kantor Kas di pelosok tanah air. 

Jadi pengambilan dana proyek dapat saya lakukan melalui ATM BRI. Sementara ATM Bank Mandiri dan Bank BNI hanya tersedia di kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan saja.

Hingga saat saya pensiun, saya masih tetap setia menjadi nasabah dua bank papan atas nasional ini yaitu Bank Mandiri dan Bank BNI. Kebutuhan perbankan masa kini juga selalu tersedia, pada era e-money, Bank Mandiri juga memiliki kartu e-money, sedangkan Bank BNI memiliki e-TabCash. 

Sehingga perjalanan saya dengan bis Trans Jakarta maupun  commutter line (KRL)  maupun MRT dapat menggunakan kedua kartu elektronik keluaran kedua Bank tersebut. 

Kedua kartu ini juga bermanfaat untuk membayar tol, parkir maupun belanja. Dan kabar terakhir, ternyata Ikatan Alumni Universitas Kristen Satya Wacana telah menerbitkan kartu anggota yang seksligus berfungsi sebagai e-TabCash dari Bank BNI.

E-TabCash (sumber: casmudi.com)
E-TabCash (sumber: casmudi.com)

Berdasar pengalaman saya, saya sangat terbantu dengan menjadi nasabah bank nasional plat merah.  Dan saya cukup puas dengan layanannya  yang selalu profesional dan cepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun