Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengajarkan Toleransi Beragama di Jakarta Melalui Wisata Religi

27 Juni 2021   12:08 Diperbarui: 27 Juni 2021   12:43 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 21 Juni yang lalu provinsi DKI Jakarta merayakan ulang tahun kota Jakarta dengan motto "Jakarta Bangkit'. Masih terkait dengan peringatan hari ulang tahun kota Jakarta, Disparekraf DKI Jakarta bersama salah satu biro perjalanan mengadakan wisata virtual dengan konsep wisata religi untuk mengajarkan toleransi beragama di Jakarta berupa kunjungan ke pelbagai tempat ibadah di Jakarta. Rute dipilih GPIB Immanuel, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal dan Kuil Sai Baba. Sebagai nara sumber Ira Lathief seorang pemandu wisata dan M. Reza Siregar, Abang Jakarta sebagai host. Meski wisata virtual bagi pesertanya, namun nara sumber dan host melakukan wisata religi secara offline.

Titik awal wisata religi ini dimulai dari Gereja Protestan Indonesia Barat di kawasan Pejambon, depan stasiun Gambir. Mencari lokasi gereja ini cukup sulit karena letaknya yang menjorok ke dalam jauh dari jalan raya, cirinya banyak pilar-pilar raksasa berwarna.putih.

Gereja yang termasuk tua ini masih megah dan masih digunakan sebagai tempat ibadah umat Kristen Protestan bahkan sebelum pandemi ada ibadah dalam bahasa Belanda.  Gereja yang dibangun dari tahun 1834 hingga 1839 ini diarsiteki oleh  JH Horst, bergaya klasisisme dengan tujuan untuk menghormati raja Willem I. Dan dulu dikenal sebagai tempat beribadah bangsa Belanda dan bangsawan.

GPIB Immanuel (sumber: helterselter.com)
GPIB Immanuel (sumber: helterselter.com)

Terkenal dengan orgel raksasa buatan Belanda tahun 1843, yang suaranya dari pipa udara, bangunan gereja yang berbentiuk seperti istana di Eropa ini pernah digunakan untuk shooting film Warkop DKI dan film Ayat Ayat Cinta (adegan pengadilan di Mesir) karena deretan kursi seperti di ruang pengadilan. Letak orgel eaksasa di balkon lantai dua, untuk menuju lantai dua harus menaiki tangga ulir

Di kompleks gereja Immanuel terdapat penjual kuliner Manado, seperti tinutuan, sup brenebon yang tergolong enak. Untuk menuju GPIB Immanuel, dapat menggunakan mobil, bis kota, bajaj atau kereta api bagi yang datang dari luar kota.

Untuk menuju desrinasi kedua yakni Gereja Katedral Jakarta, sebenarnya bisa jalan kaki, namun supaya cepat digunakan transportasi rakyat khas Jakarta yaitu Bajaj.

Katedral Jakarta (sumber: popmama.com)
Katedral Jakarta (sumber: popmama.com)

Katedral Jakarta ini sebenarnya bernama Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga. Merupakan gereja untuk tempat ibadah umat Katolik Roma, dibangun pertama kali tahun 1810, pernah kebakaran pada tahun 1826 dan tubuh pada tahun 1890. Lalu diputar seperti kondisi saat ini dengan arsitektur neo gothic, peletakan batu pertama oleh Carolus Weneker, di arsiteki oleh Antonius Dijkmans dibangun oleh kontraktor dari Tiongkok dan masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah. Sri Paus saat berkunjung ke Indonesia pernah dua kali mengunjungi gereja ini. Citi khas gereja Katolik terdapat patung Yesus dan Maria.

Di kompleks katedral terdapat museum katedral, Plaza Pancasila dengan ikon Garuda Pancasila dan Gua Maria yang mirip gua Maria di Lourdes Perancis. Hanya patungnya berbusana kebaya dan kerudung merah putih. Kabarnya katedral Jakarta sekarang bukan katedral terbesar di Iindonesia lagi, karena sekarang sudah ada Gereja Katedral Santo Yoseph Pontianak yang lebih megah lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun