Kenapa siang ini heboh banyak beredar di laman media sosial, foto telur yang dapat berdiri? Ya karena hari ini bertepatan dengan peringatan festival Peh Cun menurut kalender Imlek. Pada kalender Imlek ada lima festival  besar yang dirasakan, yakni  musim semi (Imlek),  Ceng Beng (ziarah libur), musim panas (Peh cun), musim gugur (kue bulan). dan musim dingin (ronde).
Hari ini posisi matahari pada titik kulminasinya sehingga daya tarik bumi sedemikian kuat hingga telur dapat berdiri. Festival musim panas ini bila bukan era pandemi lazim diadakan lomba perahu naga. Seperti di Hong Kong dan Tangerang tempatnya di sungai Cisadane. Selain lomba perahu, di kalangan orang Tionghoa banyak yang menyediakan bakcang.Â
Makanan dari ketan yang dibungkus daun bambu, didalamnya berisi daging babi dan atau telur, jamur dan lauk lain. Karena makanan ini termasuk non halal bagi yang tidak makan daging babi, maka juga disediakan kwecang yang tidak ada isinya dan disantap dengan gula pasir, gula merah atau sirup. Di Malaysia, kwecang ini diganti lemang sedang di Tanah Melayu, Indonesia diganti lupis. di kawasan Pecinan Pasar Lama Tangerang bila bukan era pandemi pasti ramai dengan warga yang beribadah di kelenteng Boen Tek Bio dan warga yang menjajakan bakcang.
Sejarah Peh Cun
Festival Peh Cun  adalah salah satu festival penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok. Peh Cun adalah dialek Hokkian untuk kata B Chun (mendayung perahu). Festival perahu ini uga dirayakan di Korea, Jepang, Vietnam, Singapura, Hong Kong dan negara asia lainnya.Â
Pada kalender Masehi 2021, festival Peh Cun dirayakan pada tanggal 14 Juni. Festival ini dirayakan pada tanggal 5 bulan 5 kalender Tiongkok (Go Gwee) sejak ribuan tahun lalu guna menyambut datangnya musim panas.
Festival ini juga sekaligus mengingatkan pada warga Tionghoa agar selalu berniat baik dan tidak melakukan korupsi. Festival ini sekaligus memperingati dan mengenang  seorang tokoh yang jujur dan baik bernama Quyuan. Quyuan adalah seorang Menteri pada era dinasti Zhou. Quyuan sangat dicintai rakyat karena dinilai baik, jujur dan pandai mengatur negara.
Namun Raja dan kerabatnya berambisi menunjukkan negara Qin, yang sangat ditentang oleh Quyuan, akhirnya Quyuan diusir dari istana. Dalam menjalani hukuman di lokasi pembuangannya, Quyuan sangat mencemaskan nasib negaranya. Quyuan depresi dan mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri mencebutkan diri ke dalam sungai. Warga yang mendengar kabar peristiwa bunuh diri berusaha mencari jasad Quyuan.Â
Namun tidak ketemu, warga lalu mengerahkan perahu dan berlomba mencari jasad sang Menteri. Agar jasad sang Menteri tidak dimakan ikan, maka warga melemparkam makanan ke dalam sungai. Peristiwa untuk mengenang jasa dan budi baik Quyuan, dirayakan tiap tahun dengan menyantap makanan yang dibungkus daun, yang kini dikenal dengan nama bakcang. Festival juga disertai lomba perahu naga di sungai.