Seperti kita ketahui bersama, tanggal 26 Mei sudah ditetapkan sebagai Hari Raya Trisuci Waisak. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, pada setiap perayaan Hari Raya Trisuci Waisak pasti bertepatan dengan saat bulan purnama.
Tahun 2021 ada kekecualian, karena justru pada Hari Raya Trisuci Waisak juga bertepatan dengan dua peristiwa alam yang langka dan terjadi bersamaan.Â
Peristiwa alam pertama disebut Bulan Super (Super Moon) yakni posisi bulan berada pada titik terdekat dengan bumi. Dengan demikian manusia akan melihat bulan paling besar dari bumi.
Peristiwa alam kedua adalah gerhana bulan total karena posisi bumi berada di antara bulan dan matahari dalam satu garis lurus pada masing-masing orbitnya.Â
Dalam peristiwa ini bumi menghalangi cahaya bulan, sehingga meski terjadi pada saat bulan purnama, namun bulan tampak berwarna merah bila dilihat dari bumi. Peristiwa alam ini dikenal dengan istilah Bulan Berdarah (Blood Moon)
Menurut informasi dari BMKG, bila cuaca cerah atau tidak terjadi hujan, maka Anda dapat melihat secara langsung fenomena alam ini dari seluruh wilayah Indonesia. Diperkirakan gerhana bulan akan mulai dapat dilihat pzda 15.45 WIB dan mulai terlihat gerhana bulan total pada 18.09 WIB yang akan berakhir pada 18.28 WIB. Secara keseluruhan gerhana bulan akan tuntas pada 20.51 WIB. Jadi lama berlangsungnya gerhana bulan total adalah sekitar 18 menit.
Dengan terjadinya dua fenomena alam bersamaan ini, maka Anda akan menyaksikan bulan purnama namun berwarna merah, meski bulan tampak paling besar dari bumi.
Dengan demikian puncak peringatan Hari Raya Trisuci Waisak akan berlangsung pada saat berlangsungnya gerhana bulan total.
Dan Panitia Perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2021 Â dari Walubi telah menyelenggarakan acara meditasi yang diadakan secara luring maupun daring dengan tema "Mindfulness" pada 22-24 Mei 2021 di Kemayoran Jakarta.
Puncak perayaan Hari Raya Trisuci Waisak akan dipusatkan di Candi Borobudur sebagai gunung kebajikan di jantung pulau Jawa. Diawali dengan pengambilan air berkat dari mata air Jumprit dan penyalaan obor dengan menggunakan api dari sumber api abadi Mrapen. Yang dilanjutkan dengan ritual "Pandapatta" dan Samadhi saat bulan purnama.