Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Generasi YOLD

20 Mei 2021   19:54 Diperbarui: 20 Mei 2021   19:58 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini Anda tentu sudah paham tentang generasi Milineal atau generasi Z Sekarang sering disebut-sebut istilah generasi YOLD (kependekan dari Young Old).

Istilah ini diperuntukkan bagi mereka yang berusia antara 60 tahun hingga 75 tahun yang masih memiliki karakteristik anak muda. Sebenarnya kalau berdasar kelahiran, mereka harusnya termasuk generasi "baby boomer" (1946-1965), dan kebanyakan diantara mereka menurut standar Human Resource di Indonesia sudah tergolong pensiun.

Tapi generasi ini justru tidak mau menikmati masa senjanya, mereka tetap aktif bekerja dan selalu mengikuti komunitas sosial. 

Dan tampilan mereka tetap sehat, lincah dan gaya. Bahkan secara finansial lebih kaya dibandingkan generasi milineal dan Z yang merupakan anak-anak mereka. Kabarnya istilah generasi Yold ini mulai muncul pada tahun 2020. Jadi bersamaan dengan munculnya era pandemi.

Generasi Yold ini meradang bila mereka disebutkan sudah mengalami penurunan kesehatan. Hal ini dibuktikan dengan mereka memiliki gaya hidup yang disiplin pada saat bekerja tanpa mangkir seharipun karena alasan sakit. 

Beda dengan anak muda yang sering mangkir atau minra izin tidak masuk bekerja dengan alasan harus mengikuti ujian, mengurus pernikahan, akad kredit rumah dan lainnya.

Selain di Indonesia, di banyak negara maju, sejak tahun 2016 sekitar 20 persen mereka yang berusia 65-70 tahun masih aktif bekerja. Dan sebuah penelitian di Eropa mendapatkan kesimpulan bahwa orang berusia lanjut yang tetap bekerja mampu mempertahankan potensi intelektualnya.

Munculnya generasi Yold ini dibuktikan dengan makin banyaknya jumlah mahasiswa strata S2 dan S3 dibandingkan generasi muda. Seperti pernah ditampilkan pada acara Kick Andy, Diah Hasibuan, wisudawan tertua yang menerima piagam Museum Rekor Indonesia (MURI)  karena lulus studi lanjut pada usia 73 tahun. Juga kita ketahui bersama Martha Tilaar pengusaha kosmetika dan jamu terkenal meraih gelar S3 pada usia senja.

Jadi, pendapat kalangan HRD yang menyatakan produktivitas orang akan menurun pada usia pensiun tidak terbukti. Karena produktivitas generasi Yold ini justru di atas rata-rata dari total karyawan pada sebuah perusahaan. Jadi sangat keliru bila HRD saat mencari karyawan baru membatasi usia maksimum 35 tahun.

Dari pihak pengelola asuransi, dengan generasi Yold tetap aktif, justru pengeluaran kesehatan menjadi lebih rendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun