Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pengalaman Usia 25 Tahun Tiap Generasi Beda-beda

11 Mei 2021   11:03 Diperbarui: 11 Mei 2021   11:14 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usia 25 tahun (sumber: idntimes.com)

Tiba-tiba dunia maya heboh saat ada cuitan iseng dari seorang netizen yang mencuitkan 'Usia 25 tahun bisa apa?" Lalu dia menyebutkan :

- gaji 8 juta Rupiah

- sudah memiliki kendaraan pribadi

- cicilan rumah tinggal 20%

- tabungan 100 juta

Kriteria yang disebutkan netizen ini tidak bisa disebutkan sebagai standar karena tiap generasi standarnya beda-beda. Juga kondisi keluarga tiap orang berbeda, antara anak orang kaya, anak orang miskin, anak tunggal, anak dari keluarga besar dan banyak kondisi lain yang berbeda.

Belajar dari  pengalaman pribadi penulis yang dilahirkan pada generasi baby boomers, standar yang dicuitkan netizen itu terlalu tinggi. Pada usia 25 tahun, penulis jujur sedang meniti karier, sedang menabung untuk membeli atau mengangsur rumah yang saat itu untuk rumah type 90 harga sekitar 30 juta Rupiah, namun gaji masih ratusan ribu Rupiah, beda dengan saat ini gaji UMR untuk DKI Jakarta sudah sekitar 4 juta Rupiah. Sementara kendaraan pribadi saya belum memikirkan karena sudah mendapat fasilitas kendaraan dari kantor. Tabungan jelas ada tapi belum ada kalau harus 100 juta Rupiah. Perkiraan dari pendapatan yang diterima, 80% untuk pengeluaran makan, kost, transportasi, hiburan, membantu orang tua di kota asal dan lain-lain, sisanya 20% untuk tabungan.

Bedanya saat itu pekerjaan berbasis online belum ada, tidak seperti sekarang. Pekerjaan sampingan paling mengajar di kursus, memberi les private, atau membuat pembukuan kantor lain.  Tentu belum ada pekerjaan sekeren sekarang, seperti  youtuber, reviewer, atau influencer.Memang ada teman yang sudah menjadi kaya karena piawai bermain saham, tapi penulis belum berani terjun ke area tersebut. Paling karena penulis memiliki hobi menulis, hanya bisa menulis buku dan mengirimkan tulisan untuk koran dan majalah.

Faktor lain, penulis berasal dari keluarga sederhana, jadi setelah bekerja harus ikut membantu orangtua membiayai kuliah adik. Tentunya hal ini juga banyak terjadi pada anak sulung yang berasal dari keluarga sederhana.

Kalau mencoba berhitung dengan kondisi generasi Z, yang saat ini misal mampu memperoleh gsji 7 juta perbulan saja. Biaya hidup diperkirakan total sekitar 5 juta Rupiah. Untuk kost 1,5 juta, makan 2 juta, transportasi 1 juta, hiburan 0,5 juta. Ini sudah termasuk super hemat dan tidak ikut membiayai pendidikan adik. Masih sanggup menabung 2 juta per bulan. Bila bekerja mulai usia 22 tahun, pads usia 25 tahun perkiraan tabungan masih sekitar 80 juta dengan asumsi tiap tahun zda kenaikan gaji. Tapi untuk membeli mobil atsu sepeda motor apalagi angsuran rumah tinggal 20% rasanya hanya mimpi, karena untuk DP rumah saja sulit terpenuhi.

Kecuali bila Anda termasuk anak orang kaya yang masih tinggal di rumah orang tua, makan masih dibiayai orang tua, mungkin gaji Anda masih utuh. Sehingga Anda sudah bisa membeli kendaraan pribadi dan membayar angsuran rumah, serta masih memiliki tabungan 100 juta Rupiah.

Semua orang pasti berbeda kondisinya, jadi cuitan netizen ini tidak dapat dijadikan patokan. Yang terpenting, saat mencapai usia 25 tahun Anda harus sudah lebih dewasa dan lebih pandai menjaga emosi. Memiliki tabungan untuk kondisi darurat, misal perusahaan dimana Anda bekerja sekarang kolaps atau kena PHK, dan mulai memikirkan tabungan pensiun karena usia kerja di Indonesia sangat pendek hanya 55 tahun. Dengan memiliki tabungan pensiun, Anda mssih bisa hidup.layak meski sudah tidak bekerja lagi.

Belajar dari pengalaman pribadi, jujur saja penulis  boros untuk wisata. Berpetualang ke pelosok dalam negeri hingga luar negeri. Bila bisa kembali ke usia 25 tahun lagi yang penulis ingin lakukan adalah serius membina hubungan dengan lawan jenis alias mencari pacar sebagai calon pendamping hidup.

Inilah kisah pengalaman saat mencapai usia 25 tahun. Silakan ditiru yang positif dan jangan ditiru yang kurang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun