Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

"Master Tree Grower" Pelatihan bagi Petani Kayu

8 April 2021   12:09 Diperbarui: 15 April 2021   14:09 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh pelaksaanaan pelatihan MTG:

 Hari 1
- Orientasi pelatihan (pembukaan, perkenalan dan penyampaian harapan, kontrak belajar dan pre test), pengenalan MTG, alasan menanam kayu, mengenal pasar, dan kunjungan ke industri kayu.

Hari 2

- Refleksi pelatihan hari 1, pengukuran, teori pengukuran pohon dan tegakan, praktek pengukuran pohon dan tegakan.

Hari 3

- Refleksi Hari 2, pengelolaan tegakan, teori pengelolaan tegakan, praktek pengelolaan tegakan.

Hari 4

- Refleksi Hari 3, cara memanfaatkan pengetahuan dalam mengelola hutan rakyat secara maksimal, evaluasi / post test, penutupan, pelantikan.

The Australian MTG telah mendapat penghargaan Australian Eureka Prize for Excellence in Environmental Education untuk pelatihan petani kayu ini pada 2001.

Para petani kayu rata-rata memiliki luas lahan 0,5 ha. Alasan petani menanam pohon untuk tujuan konservasi, jangka panjang, jangka pendek dan estetika.
Pelatihan MTG meningkatkan semangat petani HTR (Hutan Tanaman Rakyat) untuk mau menanam pohon dimana selama ini hanya menanam pohon dari hutan alam yang sudah ada.
Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan memelihara pohon yang dimiliki, beberapa petani yang telah menanam pohon mau untuk melakukan pengukuran, pemangkasan pada penjarangan. Petani juga mau untuk menyebarkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki kepada petani lain.

Diperlukan dukungan Pemerintah agar pelatihan ini dapat merubah paradigma dari manajemen hutan yang pasif (tanam-tinggal-panen) dengan minat untuk melakukan pemangkasan dan penjarangan yang benar sehingga hutan dapat lestari meski dengan kehadiran masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun