Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Perkembangan Berkelanjutan

6 April 2021   11:41 Diperbarui: 6 April 2021   12:01 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apapun bisnis yang sedang Anda jalankan, Anda harus jangan melupakan perkembangan berkelanjutan. Meski bisnis Anda sudah tampak berhasil, namun Anda janganlah cepat berpuas diri, karena sewaktu-waktu dapat muncul pesaing dari mana saja, termasuk pemodal besar berskala nasional bahkan global.

Untuk memudahkan pemahaman, kita ambil role model bisnis bakery. Di Jakarta dan Bogor, roti "Tan Ek Tjoan" dan "Lauw" sangat terkenal. Gerobak dorongnya tersebar hampir diseantero kota bahkan hingga hari ini. Masih dikenal sebagai pengusaha roti jadul yang gerobak dorongnya masih berkeliaran menyapa pelanggannnya di perumahan-perumahan. Di kota Semarang juga ada sebuah toko roti yang cukup fenomenal, namanya toko roti "Sanitas". Toko roti ini sangat terkenal bersih dan enak, namun hanya memiliki satu gerai di Jalan Mataram (kini Jalan MT Haryono) dan hanya membuka satu gerai di Kebayoran Baru, Jakarta.

Toko roti yang pernah berjaya pada eranya itu (1970-an) tetap begitu saja dari tahun ke tahun, padahal pesaing bermunculan terus menerus, seperti toko roti "Selina", "Pauline" (skala kota Semarang) dan "Sari Roti" (skala nasional).

Apalagi di Jakarta, muncul toko roti dengan ciri khas kincir angin dengan nama "Holland Bakery" yang langsung menggebrak dengan membuka banyak cabang. Yang paling fenomenal adalah "Bread Talk", saat pertama kali membuka gerainya di mall pembeli harus rela antre cukup panjang demi nembeli roti dengan topping abon. Kini "Bread Talk" juga tersebar di banyak mall.

Mengapa "Tan Ek Tjoan", "Lauw" dan "Sanitas" hanya puas menjadi toko roti paling laris pada eranya? Kenapa mereka tidak mampu berkembang terus padahal mereka pernah menjadi pemimpin pasar?

Mungkin karena mereka sudah terkenal, mereka lalu lupa diri dan kehilangan sensitivitas. Bisa saja mereka terpesona dengan ketenaran, sehingga lupa memperkokoh bisnisnya. Akibat merasa nyaman, mereka kurang waspada terhadap ancaman besar dari pemodal nasional maupun global.

Bila Anda memiliki bisnis sudah terkenal, itu baik. Namun kebaikan itu bukanlah hebat. Meski bisnis Anda baik, Anda masih mungkin digoyahkan oleh pesaing yang mungkin lebih hebat dari Anda. Jadi janganlah sukses pada masa silam menjadi penyebab kehancuran pada masa depan. Waspadalah selalu dan pikirkan terus perkembangan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun