Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Badai Pasti Berlalu", Pertama Kali Nonton Film Nasional

27 Maret 2021   15:05 Diperbarui: 30 Maret 2021   12:14 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Badai Pasti Berlalu (sumber: tobytall.wordpress.com)

Wah, tantangan KOMIK yang ketiga ini sungguh beeat. Sebagai mahasiswa dengan uang sangu pas-pasan saya tentu harus memilih jenis film yang akan ditonton. 

Karena keterbatasan dana untuk nonton, otomatis film nasional tergolong film yang tidak dilirik, meski saat itu 1977 di kota Salatiga bila bioskop sedang memutar film nasional selalu ada mobil berpengeras suara yang keliling kota menginformasikan film nasional yang sedang diputar.

Nah, pikiran jadi kusut saat film "Badai Pasti Berlalu" diputar. Film yang dibuat berdasar novel karya Marga T yang terbit 1974 oleh Penerbit Gramedia dan dibintangi oleh Slamet Rahardjo, Christine Hakim dan Roy Marten dan disutradarai oleh Teguh Karya.  

Saya termasuk penggemar novel karya Marga T, sejak nocel itu dimuat sebagai cerita bersambung pada harian Kompas sejak bulan Juni hingga September 1972 saya selalu mengikutinya tiap hari dan tentu sangat penasaran ingin menyaksikan kisah pada novel tersebut tayang di layar lebar.

Dengan berat hati, akhirnya saya memutuskan untuk melanggar niat saya untuk tidak menonton film nasional demi memenuhi rasa penasaran menyaksikan cerita novel idola saya tayang di bioskop.

Alur cerita

Cerita film ini meski lamat-lamat saya masih ingat, meski mungkin sebagian sudah terlupakan termakan oleh waktu dan banyaknya cerita dan film lain yang saya saksikan.

Tokoh film ini adalah Siska diperankan dengan baik oleh Christine Hakim, seorang gadis yang patah hati karena ditinggal pergi oleh tunangannya. Siska yang menyendiri di villa keluarga berkenalan dengan Leo pemuda "playboy" yang diperankan oleh Roy Marten. Leo akhirnya mampu meyakinkan cinta tulusnya terhadap Siska. 

Namun akhirnya mereka gagal menikah, karena dengan licik Helmi teman kerja ayah Siska di klub malam mengancam akan membongkar perselingkuhan ayah Siska, bila tidak mau menerimanya sebagai menantu. 

Kawatir pada nasib isterinya yang memiliki penyakit jantung, dengan terpaksa ayah Siska menerima lamaran Helmi. Leo yang patah hati melanjutkan kuliahnya hingga selesai menjadi dokter. 

Helmi dan Siska memperoleh seorang anak yang meninggal karena sakit. Karena ibu Siska ternyata sudah mengetahui perselingkuhan suaminya dan sudah memaafkannya, maka Siska menggugat cerai Helmi. 

Siska kembali menyendiri di villa keluarga dengan penyakit diabetesnya, yang dirawat dengan baik oleh Leo, akhirnya cinta keduanya dapat bersatu kembali.

Apalagi film "Badai Pasti Berlalu" ini didukung oleh musik yang diaransenen oleh Yokie Soryoprayogo dan didendangkan oleh Chrisye sehingga memberi nilai tambah pada film ini.

Ini ceritaku untuk menjawab tantangan ketiga KOMIK. Bagaimana dengan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun