Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ingin Punya Anak, Buat Rencana Matang

14 Maret 2021   11:04 Diperbarui: 14 Maret 2021   11:07 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah dari sebuah pernikahan adalah dimilikinya keturunan yaitu anak. Apalagi orang tua dari kedua belah pihak pasti sudah meributkan kapan kami bisa menimang cucu. Memang rencana memiliki anak era sekarang jauh berbeda dengan kondisi era ayah ibu apalagi kakek nenek kita. Era dulu semboyan yang kerap didengungkan 'banyak anak banyak rezeki'.

Memang benar, tiap anak memiliki rezekinya masing-masing. Dan anak yang dilahirkan adalah titipan Tuhan bahwa kita sebagai orang tua dipercaya untuk melahirkan, membesarkan, merawat dan mendidik anak sebaik-baiknya.

Pada era sekarang yang semua serba mahal, kelahiran seorang anak harus direncanakan secara matang. Mulai dari biaya kelahiran (ada kemungkinan operasi caesar), biaya susu (bila ASI tidak lancar), biaya kesehatan (bila sakit) hingga biaya pendidikan. Biaya pendidikan juga cukup tinggi karena pendidikan tidak cukup hingga SMA / SMK saja, lulusan S1 saja sekarang banyak yang kesulitan mencari pekerjaan. Bisa dibayangkan betapa sulitnya mencari pekerjaan bagi lulusan SMA/SMK.

Jadi sebelum lahir si jabang bayi, sebaiknya ada perencanaan keuangan yang rapi dari calon ayah dan ibu. Ini soal perencanaan bukan menakut-nakuti, seperti halnya seorang pria lajang harus berani melamar gadis pujiannya bila sudah memiliki pekerjaan tetap. Logikanya penghasilan tetap akan membuat calon mertua mantap menyerahkan anak gadisnya, tanpa harus menunggu terbelinya rumah dan kendaraan. Karena bila menunggu lengkap bisa keburu ditawari masuk anggota jomblo forever.

Demikian pula halnya, saat akan memiliki bayi orang tua wajib berdiskusi tentang perencanaan masa depan keluarga.  Misalnya, menunda pembelian rumah, dan mengalokasikan untuk biaya menyambut kedatangan buah hati. Kedatangan atau kelahiran anak, biasanya akan membuat orang tua lebih bertanggung jawab, tidak emosionil asal pindah kerja, bekerja lebih fokus dan serius yang memungkinkan peningkatan karir yang otomatis terjadinya kenaikan pendapatan. Bila pendapatan mengalami peningkatan, rencana yang tertunda bisa dimasukkan kembali ke dalam rencana masa depan keluarga, seperti misalnya tadi umtuk membeli rumah.

Dengan perencanaan masa depan yang matang tak mungkin terjadi hari ini lahir si Eneng dan tahun depan si Entong nongol lagi. Kelahiran seorang anak wajib direncanakan dengan matang, karena kewajiban orang tua tidak sekedar melahirkan tetapi termasuk memberikan bekal pendidikan agar masa depannya mampu lebih meningkat taraf hidupnya dibandingkan taraf hidup orang tua saat ini.

Semoga kiat ini membantu bagi generasi millenial yang sedang menyiapkan kelahiran anak-anaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun