Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Cuti Bersama Dipotong, Ya Tidak Masalah

26 Februari 2021   07:53 Diperbarui: 26 Februari 2021   07:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuti (sumber: shutterstock.com / talenta.co)

Awal tahun 2021 kita dikejutkan oleh berita dari Kemenaker yang menyebutkan bahwa jumlah hari cuti bersama dikurangi dari tujuh hari menjadi dua hari saja. 

Padahal pada akhir 2020 banyak info berseliweran khususnya dari biro perjalanan yang menginformasikan hari libur 2021 plus cuti bersama yang telah diterapkan oleh SKB Tiga Menteri. 

Bahkan disebutkan bulan Mei 2021 adalah bulan paling membahagiakan bagi para pekerja kantoran, sebaliknya bulan paling menyesakkan bagi para boss karena jumlah hari kerja produktif yang sangat minim.

Alasan pengurangan jumlah hari cuti bersama adalah guna mencegah penularan virus yang dikawatirkan akan menambah korban yang terpapar Covid-19. Memang libur dan cuti bersama pada era pandemi bisa menjadi bumerang, penularan virus bisa terjadi di dua lokasi. 

Pertama, lokasi tujuan dari yang semula aman jadi terpapar oleh pendatang atau sebaliknya pendatang terpapar karena berkunjung ke daerah yang termasuk zona merah. 

Lokasi kedua daerah asal yang semula aman jadi terpapar akibat kepulangan wisatawan yang mungkin terpapar saat berkunjung atau selama di perjalanan. Belum lagi bahaya klaster di sarana tranportasi meski sebelum naik kendaraan umum sudah dilakukan test swab antigen.

Rumitnya lagi, dua tiga bulan lagi Lebaran, sudah menjadi tradisi untuk mudik. Mereka yang tahun lalu sudah tidak mudik, kemungkinan tahun ini akan nekad mudik. Dengan adanya pengurangan jumlah hari cuti bersama, minimal keinginan untuk mudik bisa dikendalikan.

Jadi harus mulai dilakukan sosialisasi untuk mengganti kebiasaan mudik menjadi video conference atau conference call. Meski vaksinasi sudah dimulai namun kita wajib tetap waspada karena virus masih tetap mengancam. Iming-iming sertifikat vaksinasi yang bisa memudahkan bepergian bisa memicu semangat untuk mudik dan berwisata, itulah yang menyebabkan antrean vaksinasi selalu penuh dan mengkawatirkan bisa menjadi klaster baru.

Memang ironis pengurangan jumlah hari cuti bersama otomatis berdampak kurang baik pada sektor pariwisata yang sudah terpuruk selama ini dan berharap dengan adanya cuti bersama akan sanggup membuat sektor pariwisata menggeliat kembali.

Polemik pro dan kontra pengurangan jumlah hari cuti bersama tidak akan pernah tuntas. Yang paling penting mari kita sukseskan bersama program vaksinasi yang teratur agar segera terbentuk kekebalan komunitas (herd community).

Jadi bagi yang mau mudik dan berwisata, sabar dulu ya. Mari kita tunggu bersama sirnanya pandemi dari  bumi ini. Salam sehat selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun