Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Mempertahankan Romantisme Ikatan Pernikahan

21 Februari 2021   15:05 Diperbarui: 21 Februari 2021   15:22 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat pacaran adalah saat paling romantis dalam hubungan pria wanita. Sehari tak bersua setahun rasanya. Rindu dan galau bermunculan sebagai ungkapannya.

Apakah Anda dan pasangan dapat terus mempertahankan romantisme setelah menikah? Apakah hidup setelah menikah romantisme dapat terus terpelihara seperti sepasang kekasih yang naik kuda bersama di taman bunga?

Tidak selalu, bahkan sering terjadi sebaliknya. Bila salah satu pasangan ingin menunjukkan romantismenya, justru sering ditepis oleh pasangannya dengan alasan sudah bukan masanya lagi. Kalau saat pacaran, banyak masuk pesan cinta, setelah pernikahan justru banyak masuk pesan titipan seperti kapan bayar uang sekolah anak-anak, kapan bayar cicilan rumah, jangan lupa beli minyak goreng dan pesan-pesan sejenisnya.

Kenapa momen-momen romantis dilupakan? Kapankah ke dua pasangan bersedia menikmati suasana romantis lagi?

Banyak pasutri yang sudah melupakan romantisme. Mereka berpikir masanya sudah lewat atau ada yang berpendapat romantisme hanya perlu dilakukan pada hari kasih sayang (Valentine),  hari ulang tahun pasangan atau hari ulang tahun pernikahan saja. 

Padahal sikap romantis yang berisi ungkapan cinta patut dilakukan tiap hari dan bukan semata ungkapan gombalisme. Cinta harus terus dikembangkan dalam ikatan pernikahan agar cinta mampu menghilangkan persengketaan hingga menghilangkan keinginan berselingkuh. Jika Anda dan pasangan tidak mampu mempertahankan standar romansa yang sama pada masa-masa awal pernikahan, besar kemungkinan Anda akan kecewa dan dapat membahayakan pernikahan Anda apalagi dengan banyaknya godaan yang bermunculan.

Cinta itu sabar dan lembut hati, cinta tidak iri dan bukan gombal belaka, cinta tidak sombong dan kasar. Cinta tidak mencari kepentingan diri sendiri, dengan adanya cinta pasutri bisa berlaku sabar, saling percaya, saling berharap, dan cinta itu harus terus dipertahankan. Cinta bukanlah sekedar emosi dan romantisme, cinta harus berupa kata kerja. 

Cinta berarti melakukan sesuatu. Bertanggung jawab berdasar cinta jauh lebih sulit dari sekedar membeli bunga dan kado mahal seperti saat masih pacaran. Hadiah hanyalah salah satu ungkapan romantisme, tetapi hakiki dari cinta adalah memiliki seseorang yang setia dalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi. 

Dengan selalu melihat seseorang yang sama saat Anda bangun pagi, rela bangun lebih pagi untuk membuatkan sarapan dan membawakan bekal makan siang, melihat pasangan Anda bekerja keras demi keluarga, adalah romantisme yang berakar dari cinta yang tulus dan teguh.

Untuk itu temukan romantisme itu dengan cara terus mencintai dan menghormati pasangan Anda melalui pengertian dan pengorbanan sehari-hari.

Apakah Anda dan pasangan sudah memahami dan menemukan romantisme dalam pernikahan? Apa yang membuat Anda merasa pasangan Anda tidak romantis? Apa yang dapat Anda lakukan untuk menunjukkan cinta kasih Anda kepada pasangan Anda? Ingatlah masa pacaran dulu, dan tumbuhkan terus benih cinta selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun