Tamasya ke benua Afrika? Rasanya belum banyak biro perjalanan yang menyediakan paket perjalanan ke Afrika. Paling yang ada ke Afrika Selatan dan Afrika Utara (Mesir dan Maroko). Pada webinar hari Sabtu lalu, Dubes RI untuk Zimbabwe dan Zambia yang terletak di Afrika bagian Selatan akan menyambut baik bila ada wisatawan Indonesia yang mau berkunjung ke sana.
Taufik Uieks, seorang Kompasianer yang memiliki hobi berpetualang justru sudah mendahului ke sana antara 2004-2013. Tidak hanya mengunjungi Afrika Utara saja melainkan dilanjutkan menjelajah Afrika Timur yang hutannya masih lebat.
Perjalananny ke Afrika selalu ditulisnya dalam blognya dan pada masa pandemi tahun 2020 artikel perjalanan dikumpulkan dan dibukukan. Sehingga menghasilkan buku setebal 351 halaman yang dilengkapi dengan foto-foto yang eksotis.
Mesir dan Maroko
Tamasya ke benua Afrika diawalinya dengan mengunjungi Mesir yang terkenal dengan piramida dan masjid Al Azhar serta tari perut di sungai Nil. Melayari sungai Nil dari Aswan dengan kapal Firaun yang berwarna emas, perjalanan ini sampai Luxor.Â
Sebelum berlayar, sempat menikmati makan malam di Kairo yang dihibur pertunjukan Wharling Dervish yaitu tari Sema, sebuah tarian Sufi asal Turki, yang dilanjutkan dengan tari perut. Tari perut ini bertujuan untuk menghormati Dewi Kesuburan yang kini sudah dimainkan oleh pendatang, karena sejak Islam masuk Mesir, warga Mesir sudah meninggalkan profesi lama ini.Â
Untuk berlayar mengarungi sungai Nil dengan kapal pesiar, dari Kairo harus menuju Aswan menggunakan kereta api, dimana terdapat bendungan Aswan atas dan bawah yang menyelamatkan Mesir dari banjir. Saat pembangunan bendungan Aswan sempat hampir menenggelamkan kuil Abu Simbel yang sempat dipindahkan ke pulau ditengah sungai Nil, yang kini disebut Philae Temple. Di pulau Philae juga terdapat kuil Dewi Isis.
Di Kairo, Anda harus menyempatkan belanja di pasar masa lampau Bazaar Khan El Khalili. Asalkan jangan malu dan pandai menawar. Tempat berikutnya yang patut dikunjungi adalah Benteng Salahuddin Kairo atau Citadel of Saladin yang terletak di bukit Maqattam. Dibangun pada abad ke 12 untuk melindungi Kairo saat Perang Salib.
Pada bagian puncak bukit terdapat masjid indah bernama masjid Muhammad Ali yang dibangun pada 1805-1849 Masehi.
Piramida yang berusia 5 ribu tahun merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia di daerah Giza sebelah Barat Daya kota Kairo. Piramida Khufu yang paling besar dan tinggi, yang ditemani dua piramida yang lebih kecil lalu menyaksikan spinx singa berkepala manusia sebagai penjaga piramida. Hidung spinx sempat rusak akibat perang yang terjadi di wilayah itu.
Perjalanan dilanjutkan dengan kereta api express dari Kairo menuju Alexandria kota ditepi Laut Merah yang terkenal pernah ditinggali ratu Mesir Cleopatra. Disitu terdapat hotal Sofitel Cecil yang pernah menjadi tempat menginap penulis cerita detektif legendaris Agatha Christie. Yang terakhir, melihat sinagoge tempat ibadah bangsa Yahudi di kota tua Kairo.
Dari Mesir lalu dilanjutkan ke Maroko Casablanca dan Marrackech, yang dikenal sebagai kota Putih dan kota Merah. Disini Anda dapat menyaksikan Masjid Hassan II yang paling megah di Afrika dengan menara setinggi 256 meter.
Afrika Timur dan safari
Perjalanan sekarang mengarah ke Afrika Timur, ada negara Rwanda yang terkenal dengan julukan "Land of Thousand Hills and Million Smiles" dan sangat terkenal dengan tragedi genosida. Karena terjadi kesenjangan sosial, warga yang memiliki sepuluh sapi menjadi suku Tutsi, yang memiliki kurang dari sepuluh sapi menjadi suku Hutu. Suku Hutu akhirnya berusaha melenyapkan suku Tutsi, perselisihan ini akhirnya dapat didamaikan dengan secangkir kopi.
Di Rwanda, pisang jadi nasi dan ikan jadi sate. Ayam hidup menjadi kado perkawinan, dan setelah genosida berakhir penduduk Rwanda 12% memeluk agama Islam.
Mengunjungi Kigali Memorial Centre yang membangkitkan ingatan akan kekacauan pada film "Hotel Rwanda" yang sangat terkenal.
Meski tampak sebagai negara konflik, namun Rwanda tidak menggunakan kantong plastik sejak 2009 dan sangat peduli pada lingkungan hidup.
Di Rwanda juga dapat bersafari di Taman Nasional Akagera yang terkenal untuk menyaksikan satwa di habitat aslinya. Sedangkan safari di Maasai Mara, Kenya, bahkan sempat menari bersama suku Maasai.
Anda dapat nenjumpai kuda nil di danau Rwanyakizinga, kuda zebra, serta mengingatkan pada Kenya Karen Blisen Museum yang pernah digunakan untuk shooting film "Out of Africa" (1980).
Ada Carnivora resto di Nairobi ibukota Kenya yang menyajikan masakan daging ala Afrika. Pada saat safari yang dicari adalah The Big Five, yaitu singa Afrika, gajah, kuda nil, African buffalo dan leopard. Anda juga akan melihat cheetah yang dapat berlari 200km per jam.q
Selain Rwanda dan Kenya, safari juga dapat dilakukan di hutan Tanzania bersafari di Taman Nasional Lake Manyara menyaksikan satwa di kawah Ngorongoro. Selain Ngorongoro National Park, Anda dapat melihat kawah gunung berapi yang merupakan ikon safari di Tanzania.
Naik taksi termahal di dunia di Dar Es Salam Tanzania (Tanganyika dan Zanzibar). Zanzibar adalah sebuah pulau indah dan eksotis di bagian Timur Afrika. Anda dapat bermain dengan kura-kura raksasa pada live show kura-kura dan melihat pasar budak.
Di Zanzibar ketemu suku Luo yang merupakan suku asal Obama, mantan presiden Amerika berkulit hitam. Kuliner khas Zanzibar adalah
Pizza Zanzibar, kebab Suriah dan kelapa muda. Juga terdapat Prison island yang tidak pernah berfungsi sebagai penjara. Cindera mata khas Zanzibar adalah Tinga-Tinga lukisan unik khas Afrika Timur di Ngome Kongwe.
Anda tertarik bertamasya ke benua Afrika paska pandemi berakhir? Bawa dan bacalah buku ini sebagai panduan wisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H