Setelah banyak membaca tentang kurang sehatnya sarapan mie cepat saji, maka saya mulai jarang sarapan. Bisa sarapan bila didekat kantor, terdapat warung penjual nasi goreng.
Nah, letak kantorku ini di kawasan yang sering dikenal sebagai Little Korea, tak ada warung penjual nasi goreng. Kalaupun ada warung Padang bukanya siang hingga malam hari.Â
Beruntungnya ada seorang office girl (OG) yang berinisiatif membawa jajan pasar, awalnya kebanyakan gorengan, seperti pisang goreng, ketela goreng, singkong goreng dan tahu isi. Dia boleh berjualan sebelum jam kantor mulai. Jadi jam 7.00 WIB dia sudah datang dan menggelar dagangannya di pantry. Karena saya ngeri dengan minyak yang dipakai untuk menggoreng bukan minyak bagus, maka saya mengusulkan untuk membawa jajanan yang bukan gorengan. Pertama kali dia membawa kue nagasari. Kue nagasari ini terbuat dari pisang yang dimasukkan ke dalam adonan dari tepung beras dan sedikit santan lalu dibungkus dengan daun pisang dan ditanak. Harganya murah meriah tiga nagasari cukup dengan harga 5 ribu Rupiah.
Setelah sekian lama dia menawarkan pisang molen yang menurut penjualnya tidak digoreng tetapi dipanggang. Pisang molen ini pisang yang dibungkus adonan tepung terigu lalu dipanggang. Harganya juga dibanderol 5 ribu Rupiah tiga.
Mungkin Anda tidak percaya di Jabodetabek tepatnya di Kabupaten Tangerang masih ada jajanan seharga 5 ribu Rupiah. Bila Anda tidak percaya silakan datang ke kantor saya sebelum jam 8.00 WIB, karena begitu jam 8.00 dagangannya langsung ditutup karena dia harus mulai bekerja membersihkan kantor. Jadi? Selain bisa sarapan, keistimewaan jajanan ini sekaligus membantu memberikan pendapatan tambahan bagi si OG.
