Saat anak-anak beranjak dewasa sering disebut puber pertama. Lazimnya disertai gejala perubahan fisik, hormonal dan psikologis. Anak laki-laki makin tegap secara fisik, mulai memiliki daya tarik pada lawan jenis. Anak perempuan juga mulai pandai bersolek dan mulai naksir kakak kelasnya.
Nah, secara psikologis pada usia 40-50 tahun gejala ini muncul lagi baik pada pria maupun wanita, perubahan fisik mulai menua, rambut mulai tumbuh uban, kulit mulai berkeriput, akibatnya jadi lebih rajin mematut diri dan butuh pujian serta perhatian. Ditambah kestabilan pada karir dan fasa ekonomi menyebabkan mampu melakukan yang tadinya tidak pernah dilakukan.
Gejala ini disebut krisis usia paruh baya, harus cepat ditanggapi sedini mungkin supaya rumah tangga tidak berantakan.
Gejala yang nampak:
1. Lebih genit
Baik pria maupun wanita mulai rajin bersolek, mengunjungi salon dan memperbaiki penampilan. Berbusana lebih rapi.
2. Mudah merasa jemu dan bosan
Kehidupan rumah tangga yang rata-rata sudah berusia 10 tahun lebih mulai menimbulkan perasaan bosan. Seiring kestabilan ekonomi lebih ingin dipuji dan diperhatikan. Bila salah satu pasutri lupa melakukannya bisa beralih ke wanita atau pria lain.
3. Lebih senang keluar rumah
Rasa bosan di rumah menyebabkan lebih sering keluar rumah, dari sekedar ke kedai kopi, reuni, hingga dugem. Kesempatan bertemu dengan orang baru yang memberikan perhatian lebih memperbesar probabilitas mengenal lebih jauh orang yang baru dikenalnya. Juga bertemu orang lama yang menyebabkan CLBK (cinta lama bersemi kembali).
4. Brrselingkuh
Kurangnya perhatian dan rasa bosan memicu untuk berselingkuh. Bila hal ini tidak disikapi secara baik dari awal dapat membahayakan keutuhan rumah tangga. Dampaknya terjadi perceraian dan membuat anak-anak jadi broken home.
5. Membuat keputusan tidak biasa
Perasaan belum tua membuat mengambil keputusan yang tidak rasional. Sehingga menimbulkan bibit perselisihan dalam rumah tangga.
Bagaimana cara mengatasinya?Â
Mengatasinya dengan melakukan komunikasi yang intens antara suami-istrri. Carilah solusi bersama, kalau perlu libatkan orang tua, hingga psikolog, imbangi dengan kegiatan positive seperti olahraga, melakukan hobi berkebun, otomotif, menulis dan lain-lain.
Jadi, perhatikan gejalanya, bila mulai tampak kecenderungan berbahaya, harus segera dicari solusinya bersana. Semoga keutuhan keluarga terselamatkan dari krisis paruh baya ini.